Kenaikan Harga Gabah Jombang Petani Makin Semangat Tanam Padi
Share

SUARAGONG.COM – Kenaikan harga gabah Jombang dan kondisi cuaca yang masih mendukung membuat petani semakin bersemangat menanam padi. Kebijakan pemerintah yang menetapkan harga pokok pembelian (HPP) gabah Rp 6.500 per kilogram menjadi pemicu utama, ditambah harga jual di lapangan yang bahkan lebih tinggi. Fenomena ini jadi dorongan baru bagi petani untuk mengoptimalkan lahannya.
Petani Manfaatkan Musim Kemarau Basah
Di Desa Ngrandulor, Kecamatan Peterongan, sawah yang baru saja panen pertengahan September lalu langsung diolah kembali. Hariyono (50), petani asal Dusun Ngumpak, mengaku berani mencoba pola tanam berbeda. Biasanya dalam setahun ia hanya menanam padi dua kali dan palawija sekali. Namun tahun ini, ia memilih menanam padi tiga kali.
”Biasanya dua kali padi dan sekali palawija. Tapi sekarang bisa padi lagi karena irigasi lancar dan hujan masih turun,” jelasnya, Senin (29/9).
Ia berharap kebutuhan air tetap terpenuhi hingga panen berikutnya. ”Mudah-mudahan cukup airnya. Sekarang pengairan lancar, cuaca juga cocok,” tambahnya.
Baca juga: Harga Tomat Anjlok Warsubi Borong Hasil Panen Petani
Harga Gabah Bikin Petani Semangat
Kenaikan harga gabah Jombang juga berdampak langsung pada keputusan petani untuk tanam padi lagi. Setelah panen September lalu, harga gabah mencapai Rp 7.100 per kilogram. Angka ini jauh di atas HPP pemerintah.
”Setelah panen kemarin, langsung buat persemaian bibit. Sekarang sudah mulai tanam lagi,” ungkap Hariyono.
Situasi ini membuat banyak petani lebih memilih tetap menanam padi dibanding palawija, meski biasanya pergantian pola tanam dilakukan menjelang akhir tahun.
Baca juga: Harga Tembakau Jatuh, Petani di Jombang Utara Merugi
Program Oplah Dorong Tanam Tiga Kali
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Rony, membenarkan bahwa saat ini sebagian besar wilayah sudah masuk musim tanam ketiga (MT III). Hal itu sejalan dengan program optimalisasi lahan (Oplah) yang digulirkan pemerintah.
”Sekarang memang sudah masuk MT III. Program Oplah mendorong petani tanam tiga kali setahun demi mengejar target luas tanam nasional,” kata Rony.
Program Oplah menyasar 20 kecamatan di Jombang dengan target luas 3.311 hektare. Hanya Kecamatan Wonosalam yang tidak ikut serta karena kondisi geografisnya lebih cocok untuk hortikultura.
Petani juga mendapatkan bantuan berupa pompa air dan biaya pengolahan lahan, sehingga lebih mudah untuk langsung menanam setelah panen.
“Dengan intervensi anggaran dari pemerintah, petani terbantu, baik dari sarana produksi maupun pengairan,” tambahnya.
Baca juga: Terdampak Perubahan Iklim di india, 3.090 Petani Bunuh Diri
Harga Gabah Naik Petani Makin Nekat Tanam Padi
Kenaikan harga gabah Jombang yang stabil membuat banyak petani tidak ragu mengubah pola tanamnya. Jika biasanya palawija jadi alternatif, kini sawah kembali dipenuhi padi. Fenomena ini menunjukkan bagaimana dorongan harga pasar bisa memengaruhi keputusan petani, sekaligus menjadi bukti semangat mereka dalam menjaga ketahanan pangan di daerah. (rfr/dny)