SUARAGONG.COM – Harga minyak mentah dunia mencatat kenaikan pada perdagangan Senin (9/12/2024). Lonjakan harga ini dipicu oleh kekhawatiran ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang diimbangi oleh penurunan permintaan dari China. Per pukul 09:10 WIB, harga minyak Brent naik 0,48% menjadi USD 71,46 per barel, sementara jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 0,55% ke USD 67,57 per barel.
Kenaikan ini terjadi setelah pekan lalu kedua acuan minyak mengalami penurunan. Brent melemah 2,5%, sedangkan WTI turun 1,2%. Surplus pasokan minyak yang diperkirakan terjadi tahun depan akibat lemahnya permintaan menjadi faktor utama tekanan harga, meskipun OPEC+ telah memutuskan untuk menunda kenaikan produksi dan memperpanjang pemangkasan hingga akhir 2026.
Naiknya Harga Minyak Dunia: Faktor Geopolitik Timur Tengah
Ketegangan di Timur Tengah memanas menyusul penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad oleh kelompok pemberontak. Serangan ini mengakhiri kekuasaan dinasti al-Assad yang telah berlangsung selama 50 tahun dan menimbulkan ketidakstabilan baru di kawasan.
Krisis ini menambah kekhawatiran pasar terhadap potensi gangguan pasokan dari kawasan Timur Tengah, yang selama ini menjadi pusat produksi minyak dunia.
Baca Juga : Gaes !!! Harga Minyak Dunia Naik Tipis setelah Empat Hari Merugi
China dan Permintaan Minyak Global
Sementara itu, permintaan minyak dari China, importir minyak terbesar dunia, terus melemah. Saudi Aramco, perusahaan eksportir minyak terbesar, menurunkan harga jual minyak untuk Januari 2025 ke tingkat terendah sejak awal 2021. Keputusan ini mencerminkan berkurangnya permintaan dari Asia, terutama China, yang masih berjuang dengan perlambatan ekonominya.
Dari sisi pasokan, peningkatan jumlah rig minyak dan gas di Amerika Serikat pada pekan lalu menandakan adanya kenaikan produksi dari produsen minyak terbesar dunia tersebut.
Langkah OPEC+
OPEC+ mengambil langkah strategis dengan menunda kenaikan produksi selama tiga bulan hingga April 2025 dan memperpanjang pemangkasan produksi hingga akhir 2026. Kebijakan ini bertujuan untuk menyeimbangkan pasar dan mendukung harga minyak di tengah ketidakpastian global. (Aye/Sg).
Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News