SUARAGONG.COM – Harga minyak mentah mengalami kenaikan tipis pada hari Kamis (Jumat waktu Jakarta), setelah mengalami kerugian selama empat hari berturut-turut. Kenaikan ini terjadi seiring meredanya kekhawatiran akan gangguan pasokan di Timur Tengah dan surplus yang membayangi proyeksi tahun depan.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak November tercatat pada USD 70,67 per barel, naik 28 sen atau 0,4%. Meskipun ada sedikit kenaikan, harga minyak mentah AS ini telah mengalami penurunan lebih dari 1% sepanjang tahun ini.
Di sisi lain, harga minyak Brent untuk kontrak Desember dipatok pada USD 74,45 per barel, naik 23 sen atau 0,31%. Meskipun secara keseluruhan telah turun lebih dari 3% tahun ini.
Aditya Saraswat, Direktur Penelitian Timur Tengah dari Rystad Energy, menjelaskan bahwa konflik antara Iran dan Israel berdampak serius pada kenaikan harga minyak dunia.
“Meskipun Israel sejauh ini menahan diri untuk tidak membalas Iran, situasinya dapat berubah sewaktu-waktu. Dalam skenario perang regional yang meluas, konflik antara Iran dan Israel dapat berdampak serius pada ekspor gas dan menyebabkan penundaan dalam proyek pengembangan minyak.” Ungkap Saraswat.
Ketegangan di Timur Tengah
Kekhawatiran utama di pasar minyak berkaitan dengan ketegangan antara Israel dan Iran. Israel dilaporkan telah memberi tahu Amerika Serikat bahwa mereka tidak akan menyerang fasilitas minyak Iran sebagai balasan atas serangan rudal balistik dari Republik Islam pada 1 Oktober. Keputusan ini berpotensi mengurangi dampak negatif terhadap produksi minyak global.
Namun, jika Israel memutuskan untuk menyerang fasilitas minyak Iran, hal ini dapat mengganggu produksi hingga 1,4 juta barel per hari.
“Perang besar-besaran dapat menyebabkan Iran mencekik Selat Hormuz. Yang berpotensi mengancam 12 juta barel minyak per hari dan menaikkan harga secara tajam.” Tambah Saraswat.
Dampak dari Berita Terbaru
Setelah laporan mengenai ketahanan Israel untuk tidak menyerang fasilitas minyak Iran, harga minyak mentah AS turun tipis pada hari Rabu (Kamis waktu Jakarta). Dengan harga ditutup di bawah USD 71 per barel. Untuk kontrak November, harga WTI dipatok pada USD 70,39 per barel, turun 19 sen atau 0,27%. Dan sepanjang tahun ini telah turun hampir 2%. Sementara itu, harga Brent untuk kontrak Desember dipatok pada USD 74,22 per barel, turun 3 sen atau 0,04%.
Sebelumnya, pada hari Selasa, harga minyak WTI anjlok lebih dari 4% setelah berita bahwa Israel berencana untuk membatasi serangan balasan terhadap target militer di Iran. Kenaikan harga minyak yang terjadi sebelumnya, setelah serangan rudal balistik Iran terhadap Israel, mulai terhapus seiring meredanya kekhawatiran gangguan pasokan di kawasan tersebut.
Tren Harga yang Berlanjut
Kemarin, harga minyak mentah AS mencatatkan penurunan signifikan, dengan harga WTI untuk kontrak November mencapai USD 70,58 per barel, turun USD 3,25 atau 4,4%. Sepanjang tahun ini, harga minyak mentah AS telah mengalami penurunan lebih dari 1%. Di sisi lain, harga Brent untuk kontrak Desember dipatok pada USD 74,25 per barel, turun USD 3,21 atau 4,14%.
Kebijakan Israel yang memilih untuk tidak menyerang industri minyak Iran atau fasilitas nuklirnya memberikan sinyal positif bagi pasar minyak. Yang sebelumnya khawatir akan gangguan besar pada pasokan minyak dari Timur Tengah. Hal ini mengingatkan pasar bahwa ketegangan di kawasan tersebut dapat memengaruhi harga secara signifikan. Tetapi juga menunjukkan bahwa tindakan militer yang lebih lanjut tidak selalu menjadi solusi.
Baca juga: Yahya Sinwar Tewas, Israel Pastikan Perang Berlanjut
Dengan harga yang mengalami fluktuasi akibat ketegangan geopolitik ini, penting bagi para pelaku pasar untuk tetap memperhatikan perkembangan situasi di Timur Tengah. Saat ini, meskipun ada sedikit peningkatan harga, pasar minyak global masih menghadapi tantangan besar yang berkaitan dengan stabilitas politik. Dan kebijakan negara-negara penghasil minyak. Keputusan yang diambil oleh Israel dan Iran dalam waktu dekat dapat menentukan arah harga minyak di masa mendatang, dan semua mata tertuju pada bagaimana situasi ini akan berkembang. (rfr)
Baca Berita Terupdate lainnya melalui google news