Heboh Kekerasan Seksual yang Dilakukan oleh Dokter Anestesi!
Share

SUARAGONG.COM – Dunia Kedokteran Indonesia diguncang skandal heboh. Dokter anestesi UNPAD diduga melakukan kekerasan seksual terhadap salah satu penunggu pasien yang ada di unit urologi. Kejadian tersebut dilaporkan secara anonim oleh korban yang juga langsung melakukan visum.
Pelaku bernama Priguna Anugerah Pratama dengan NIK 6171011407940003 yang merupakan Mahasiswa dan dokter anestesi spesialis bius urologi. Berdasarkan laporan korban, pelaku melakukan aksinya dengan mengelabui dan memasukkan obat bius kepada korban.
Baca Juga: Gaes !!! Viral di Sosmed, Kasus Kekerasan Seksual Mahasiswa Binus Malang
Kronologi Kejadian Dijelaskan Oleh Korban
Adapun korban yang namanya tidak ingin disebutkan melaporkan kepada ikatan dokter FK Residen Anestesi PPDS bahwa dirinya telah di rudapaksa dengan obat bius saat menunggu ayahnya.
Korban juga membawa hasil CCTV lengkap dan juga telah melakukan visum atas kejadian tersebut. Keluarga korban juga telah menuntut hukum atas aksi tidak senonoh yang dilakukan dua orang dokter anestesi atau spesialis bius tersebut.
Baca Juga: SATUSEHAT Mobile Kini Hadirkan Fitur Darurat KDRT untuk Dukungan Korban Kekerasan
Kejadian terjadi di lantai 7 gedung MCHC. Dimana korban dikelabui oleh pelaku untuk mengenakan pakaian pasien lalu diberi obat bius yang membuat korban tidak sadarkan diri hingga pukul 4 pagi.
Berdasarkan catatan CCTV terlihat pula setelah melakukan aksinya, pelaku sempat mondar mandir disekitar korban hingga sadar. Korban lalu berjalan dengan sempoyongan setelah sadar.
Obat Bius yang Digunakan Pelaku
Obat bius yang digunakan oleh pelaku kekerasan seksual tersebut adalah midazolam yang merupakan obat bius yang sangat keras. Sehingga mampu menyebabkan efek samping seperti tidak sadarkan diri hingga berjam-jam.
Saat ini polisi sudah menangkap pelaku dan publik langsung meramaikan kejadian tersebut di Instagram dan menuntut agar pelaku dihukum seberat-beratnya. Sementara UNPAD sudah mengeluarkan pelaku sebagai mahasiswa kedokteran dan juga mencabut status dokter terapannya.
Kejadian ini tentunya menjadi pukulan berat bagi instansi kedokteran mengingat mereka seharusnya menjadi garis depan pengobatan dan medis malah tercoreng dengan tingkah laku pelaku yang tidak bermoral ini. (PGN)
Baca Juga Artikel Berita Terupdate Lainnya dari Suaragong di Google News