Malang, Suaragong – Salah satu hal penting yang harus dijaga saat bulan puasa yaitu pola makan dan minum saat sahur dan berbuka. Hal ini penting dilakukan karena untuk menjaga kesehatan tubuh saat berpuasa. Ketika waktunya berbuka dan sahur, terkadang kita merasa “lapar mata” hingga ingin mengonsumsi semua makanan dan minuman yang tersedia.
Tubuh yang mengalami dehidrasi selama berpuasa, tentu harus diisi kembali dengan minuman yang dapat mengembalikan energi. Saat sahur dan berbuka, penting memperhatikan asupan mineral yang masuk ke tubuh kita. Hindari minuman-minuman yang dapat memperburuk kesehatan. Berikut ini terdapat beberapa minuman yang sebaiknya kamu hindari saat sahur dan berbuka.
1. Minuman Bersoda
Saat mengonsumsi minuman bersoda di waktu berbuka atau sahur, dapat menyebabkan perut menjadi kembung. Tentunya hal ini tidak baik bagi kesehatan dan juga dapat mengganggu jalannya ibadah puasa. Jika mengonsumsinya terlalu berlebihan, dapat menyebabkan penyakit diabetes, fatty liver, hingga kerusakan gigi.
2. Minuman Terlalu Manis
Minum minuman manis saat berbuka tentu dianjurkan. Namun perlu diingat bahwa rasa manis dari minuman ini haruslah dari pemanis alami. Namun apabila terbuat dari pemanis buatan, maka hindarilah. Karena kadar gula dalam tubuh dapat meningkat hingga dapat menyebabkan penyakit diabetes.
3. Minuman Berkafein
Dilansir dari IDN Times, terlalu banyak mengonsumsi kafein dapat menyebabkan sakit kepala, insomnia, detak jantung menjdi lebih cepat hingga mengalami gemetar. Oleh karena itu, mengonsumsi kafein saat berpuasa tidak dianjurkan. Terlebih lagi dalam keadaan perut kosong.
4. Minuman Asam
Minuman asam ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi berpuasa karena dapat memperburuk kondisi lambung selama berpuasa. Jika dikonsumsi secara berlebihan, minuman asam dapat merusak gigi. Mulai dari menyebabkan sakit gigi hingga gigi berlubang.
Baca juga : Ini Makanan Yang Cocok Untuk Sahur
5. Minuman Bersantan
Minuman ini jika dikonsumsi secara berlebihan, akan berdampak buruk bagi kesehatan. Santan dapat membuat lemak jenuh semakin meningkat. Akibatnya, tubuh akan lebih berisiko terkena kolesterol tinggi. (yun/man)