Type to search

Gaya Hidup Probolinggo Wisata

Hiu Tutul Serbu Perairan Probolinggo, Kapal Wisata Penuh Pengunjung

Share
Fenomena hiu tutul kembali muncul di perairan Probolinggo dan membludakkan wisatawan The Bentar Beach, Kapal Wisata Penuh Pengunjun

SUARAGONG.COM – Kawanan hiu tutul atau whale shark kembali muncul di perairan utara Probolinggo dan menjadi magnet bagi wisatawan yang memadati kawasan wisata The Bentar Beach, Kecamatan Gending. Fenomena tahunan ini selalu dinanti karena memberikan kesempatan langka melihat dari dekat satwa raksasa yang dilindungi.

Munculnya Hiu Tutul di Perairan Utara Probolinggo Dongkrak Kunjungan Wisata

Dalam sepekan terakhir, sedikitnya puluhan hiu tutul terpantau berenang di perairan sekitar pantai. Jumlah tersebut membuat kunjungan wisata meningkat hingga tiga kali lipat dibandingkan hari biasa.

Manager The Bentar Beach, Abdul Hamid, mengatakan kemunculan hiu tutul memang terjadi hampir setiap tahun. Namun faktor teknis dari pengelola wisata turut berpengaruh terhadap frekuensi kemunculan satwa tersebut.

“Selain karena fenomena tahunan, tingginya kemunculan hiu tutul juga dipengaruhi upaya kami menyebarkan plankton sebagai pakan,” ujarnya.

Baca Juga : Fenomena Data Pribadi di FotoYu, Komdigi Panggil Pemiliknya

Muncul Dua Kali Sehari

Hiu tutul biasanya muncul dua kali dalam sehari, yakni pada pagi dan sore hari saat mereka mencari makanan berupa plankton. Pola ini memudahkan wisatawan menentukan waktu terbaik untuk melihat langsung hewan bercorak totol tersebut.

Hamid menyampaikan bahwa dari pemantauan terbaru, sedikitnya empat ekor hiu tutul terlihat berenang cukup dekat dengan kapal wisata. Jumlah tersebut dapat bertambah seiring tingginya konsentrasi plankton di area perairan.

Baca Juga : 24 Ekor Macan Tutul Tertangkap Kamera di TBNS

Rekayasa Pakan, Hiu Tutul Bisa Bertahan Hingga 5 Bulan

Untuk menjaga keberadaan hiu tutul lebih lama, pengelola secara rutin menyebarkan plankton di titik-titik tertentu. Cara ini terbukti efektif mempertahankan kawanan hiu tutul hingga lima bulan.

“Kalau tidak ada rekayasa pakan, mereka biasanya hanya bertahan sekitar tiga bulan,” kata Hamid.

Tahun lalu, populasi hiu tutul di sepanjang pantai utara Probolinggo mencapai sekitar 200 ekor, tersebar di beberapa titik pengamatan.

Kapal Wisata Disiapkan untuk Pengunjung

Wisatawan dapat melihat hiu tutul lebih dekat dengan menggunakan kapal wisata yang telah disediakan. Titik kemunculan hiu berada sekitar dua kilometer dari bibir pantai. Meski jaraknya relatif jauh, antusiasme wisatawan tetap tinggi karena pengalaman ini tergolong langka.

Banyak pengunjung mengaku pengalaman tersebut memacu adrenalin sekaligus memukau. Ukurannya yang besar dan pergerakannya yang anggun di bawah air memberikan kesan tak terlupakan.

Kesaksian Wisatawan: Antara Takut dan Kagum

Salah satu wisatawan, Sri Hartini, mengaku sempat merasa gugup saat melihat hiu tutul dari jarak dekat.

“Keren dan besar sekali hiu tutulnya. Ada yang panjangnya sekitar lima meter. Bahkan ada yang berenang tepat di bawah kapal, sempat membuat saya sedikit takut,” katanya.

Meski begitu, ia mengaku pengalaman tersebut sangat berkesan karena hiu tutul dikenal jinak dan tidak berbahaya bagi manusia.

Perlunya Pelestarian dan Pengelolaan Wisata yang Baik

Fenomena alam ini sekaligus mengingatkan pentingnya menjaga ekosistem laut. Kebersihan perairan, ketersediaan plankton, serta pengelolaan wisata yang tepat sangat berpengaruh terhadap kelestarian hiu tutul.

Pengelola juga terus mengimbau wisatawan untuk tidak memberi pakan sembarangan, tidak menyentuh hiu tutul, dan menjaga kebersihan laut. (DUh/Aye/sg)

Tags: