Type to search

Kesehatan Malang

HIV di Malang Masih Didominasi Umur 20-an: Minim Info dan Ada Stigma

Share
Kasus HIV di Kabupaten Malang hingga kini masih menjadi perhatian serius, terutama karena mayoritas penyandangnya berasal dari kalangan muda

SUARAGONG.COM – Kasus HIV di Kabupaten Malang hingga kini masih menjadi perhatian serius, terutama karena mayoritas penyandangnya berasal dari kalangan muda. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang mencatat, penemuan kasus baru HIV terjadi di hampir seluruh kecamatan, dengan jumlah tertinggi sepanjang Januari hingga Juli 2025 ditemukan di Kecamatan Singosari.

Latarbelakang HIV Kabupaten Malang Kebanyakan Kalangan Muda!

Dibandingkan tahun sebelumnya, tren kasus HIV justru mengalami peningkatan. Pada periode Januari hingga Juli 2024, ditemukan 165 kasus baru HIV. Sementara pada periode yang sama tahun 2025, jumlahnya naik menjadi 202 kasus baru.

“Yang paling banyak terdeteksi adalah kelompok usia 25 hingga 49 tahun, atau bisa dibilang usia produktif. Ini menunjukkan HIV bukan hanya persoalan kesehatan, tapi juga menyangkut masa depan generasi kerja,” ungkap pihak Dinkes.

Minim Informasi dan Masih Ada Stigma

Ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi tingginya kasus HIV, terutama di kalangan muda. Salah satunya adalah minimnya informasi yang benar mengenai HIV. Banyak masyarakat, khususnya anak muda, belum sepenuhnya memahami apa itu HIV, bagaimana cara penularannya, hingga langkah pencegahan yang tepat.

“Masih ada salah kaprah, seolah HIV bisa menular lewat bersalaman atau makan bersama. Padahal penularannya hanya melalui darah, hubungan seksual berisiko, serta dari ibu ke anak saat hamil, melahirkan, atau menyusui,” jelas Dinkes.

Selain itu, stigma dan diskriminasi terhadap penyandang HIV juga masih kuat di masyarakat. Kondisi ini membuat banyak orang enggan melakukan tes dini atau mencari pengobatan karena takut mendapat cap buruk dari lingkungan sekitar.

Keterlambatan deteksi dini menjadi masalah serius. Banyak orang baru datang untuk tes ketika gejalanya sudah muncul, padahal seharusnya tes dilakukan secara sukarela segera setelah merasa pernah melakukan perilaku berisiko—sebelum berkembang menjadi AIDS.

Langkah Dinkes Kabupaten Malang

Untuk menekan angka kasus HIV, Dinkes Kabupaten Malang telah menyiapkan sejumlah langkah strategis, antara lain:

  • Mengembangkan layanan testing dan pengobatan HIV di berbagai wilayah agar lebih dekat dan mudah dijangkau.
  • Melakukan monitoring dan evaluasi layanan HIV secara rutin.
  • Mengintensifkan edukasi dan sosialisasi mengenai HIV/AIDS kepada masyarakat, terutama kalangan muda.

Selain itu, setiap kecamatan di Kabupaten Malang tetap melakukan upaya penemuan kasus baru secara aktif, agar penderita bisa segera mendapat penanganan.

Baca Juga : Dinkes Kabupaten Malang Temukan 202 Kasus Baru HIV

Himbauan untuk Masyarakat

Dinkes Kabupaten Malang menegaskan bahwa HIV bukanlah akhir dari segalanya. Dengan pengobatan yang tepat dan teratur, penderita HIV dapat tetap hidup sehat, produktif, dan berkarya.

Masyarakat diimbau untuk:

  • Menghindari stigma dan tidak mendiskriminasi penyandang HIV.
  • Melakukan tes HIV sukarela bila merasa pernah melakukan perilaku berisiko.
  • Mencegah penularan dengan menghindari seks bebas tanpa pengaman dan penggunaan jarum suntik tidak steril.

“HIV bisa dicegah, dikendalikan, dan diobati. Jangan tunggu sampai terlambat. Yang paling penting, hentikan stigma dan mari saling mendukung,” pungkas Dinkes Kabupaten Malang. (Aye/sg)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69