Type to search

Peristiwa

Hotman Paris Bisa Buktikan Nadiem Makarim Tak Korupsi?

Share
Kuasa hukum Nadiem Makarim, Hotman Paris mengklaim hanya butuh 10 menit untuk membuktikan bahwa mantan Menteri Pendidikan itu tidak bersalah.

SUARAGONG.COM – Kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook di Kemendikbudristek masih terus bergulir, dan kini masuk babak baru yang cukup sensasional. Kuasa hukum Nadiem Makarim, Hotman Paris Hutapea, dengan gaya khasnya yang flamboyan, mengklaim hanya butuh 10 menit untuk membuktikan bahwa mantan Menteri Pendidikan itu tidak bersalah.

Hotman Paris: 10 Menit di Istana Bisa Buktikan Nadiem Tak Korupsi

Bahkan, ia meminta agar gelar perkara dipindahkan ke Istana Negara, langsung di hadapan Presiden Prabowo Subianto.

“Saya hanya membutuhkan 10 menit untuk membuktikan itu di depan Bapak Prabowo, Presiden Republik Indonesia. Gelar perkaranya di Istana, dan saya akan buktikan. Pertama, Nadiem tidak menerima uang satu sen pun. Kedua, tidak ada mark up dalam pengadaan laptop. Ketiga, tidak ada yang diperkaya,” kata Hotman, Jumat (5/9/2025).

Baca Juga :Hotman Paris Bantah Nadiem Terima Uang dari Chromebook

Modal 25 Tahun Jadi Pengacara Prabowo

Hotman tak lupa menyelipkan “kartu lama” sebagai jurus tambahan: kedekatannya dengan Prabowo. Ia mengingatkan publik bahwa dirinya sudah 25 tahun menjadi kuasa hukum Presiden Prabowo tanpa pernah tercoreng noda.

“Saya akan buktikan bahwa Nadiem tidak melakukan korupsi, tapi kenapa dia ditahan? Tolong perkaranya digelar di Istana. Salam dari Hotman Paris yang pernah memberikan bantuan hukum pada bapak selama 25 tahun tanpa noda satu titik pun,” ujarnya.

Pernyataan ini pun bikin publik mengangkat alis: apakah ini pembelaan hukum, atau nostalgia bisnis-klien yang dibungkus jadi “kartu truf” hukum?

Baca Juga : Nadiem Makarim Punya Aset Rp600 M dan Utang Rp466 M.

Versi Kejagung: Ada Kesepakatan Google

Di sisi lain, Kejaksaan Agung jelas tak main-main. Direktur Penyidikan Jampidsus, Nurcahyo Jungkung Madyo, menyebut bahwa kasus ini berawal sejak Februari 2020, ketika Nadiem bertemu pihak Google Indonesia membicarakan produk Chrome OS dan Chrome Device Management (CBM).

“Dalam beberapa kali pertemuan, telah disepakati bahwa produk Google akan dijadikan proyek pengadaan TIK. Bahkan, Nadiem menggelar rapat tertutup via Zoom pada 6 Mei 2020, mewajibkan peserta memakai headset,” ungkap Nurcahyo.

Masalahnya, proyek Chromebook ini sebelumnya sudah gagal uji coba di tahun 2019 pada sekolah-sekolah di daerah 3T. Menteri sebelum Nadiem menolak, tapi begitu kursi empuk berpindah, surat dari Google langsung dijawab. Proyek pun jalan dengan nilai triliunan, meski akhirnya bermasalah.

Satir di Balik Perkara

Hotman boleh klaim cukup 10 menit untuk bebaskan kliennya, tapi publik jelas butuh lebih dari sekadar retorika glamor. Sebab yang dipertaruhkan bukan hanya nama Nadiem, melainkan Rp3,7 triliun uang rakyat dengan potensi kerugian negara Rp738 miliar.

Pertanyaan satir pun muncul:

  • Kalau benar “tidak ada yang diperkaya”, lalu duit segunung itu mampirnya ke mana?
  • Kalau cukup 10 menit bisa bebas, berarti apa yang dikerjakan penyidik Kejagung berbulan-bulan itu?

Yang jelas, kalau memang Nadiem tak bersalah, ia pantas dibebaskan. Tapi jangan berhenti di situ—otak besar di balik proyek yang sejak awal dipaksa masuk, meski sudah gagal uji coba, justru harus dibongkar habis-habisan. Siapa Pelakunya, itu yang kita penggal!.

Sebab kalau tidak, publik bisa makin yakin: kasus ini bukan cuma soal Chromebook, tapi juga soal siapa yang benar-benar sedang “login” ke dalam sistem hukum negeri ini, dan menodai arti demokrasi! (Aye)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69