Type to search

Peristiwa Probolinggo

Hujan Deras di Hulu Picu Banjir Kiriman di Dringu Probolinggo

Share
Banjir Kiriman Terjang Dringu Probolinggo, Warga Sigap Antisipasi Luapan Sungai Kedunggaleng

SUARAGONG.COM – Banjir kiriman kembali menerjang sejumlah desa di Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Selasa sore (23/12/2025). Luapan air sungai merendam permukiman warga dan badan jalan dengan ketinggian bervariasi, sebelum akhirnya berangsur surut pada malam hari.

Banjir Kiriman Terjang Dringu Probolinggo, Warga Sigap Antisipasi Luapan Sungai Kedunggaleng

Peristiwa tersebut terjadi akibat meningkatnya debit Sungai Kedunggaleng yang dipicu oleh hujan deras di wilayah hulu. Meski tidak berlangsung lama, banjir kiriman ini sempat mengganggu aktivitas warga, terutama mereka yang tinggal di sekitar bantaran sungai.

Berdasarkan pantauan di lapangan, kenaikan debit air Sungai Kedunggaleng mulai terjadi secara bertahap sejak pukul 16.30 WIB. Air yang sebelumnya masih berada di alur sungai perlahan menunjukkan peningkatan volume seiring derasnya aliran dari wilayah atas.

Sekitar pukul 17.30 WIB, atau menjelang waktu Maghrib, air sungai mulai meluap ke permukiman warga serta sejumlah ruas jalan di beberapa titik. Namun, kondisi tersebut tidak berlangsung lama karena air berangsur surut setelah aliran dari wilayah hulu mereda.

Warga Lakukan Antisipasi Mandiri

Warga Desa Kedungdalem dan Desa Dringu yang lebih dahulu menyadari kenaikan debit air langsung melakukan langkah antisipasi secara mandiri. Mereka memasang penghalang air di depan pintu rumah untuk mencegah air masuk ke dalam bangunan.

Langkah cepat tersebut dinilai cukup efektif, terlebih warga telah memiliki pengalaman menghadapi banjir sebelumnya.

“Air mulai naik sekitar pukul 16.30 WIB dan meluap pas Maghrib. Saya langsung pasang penghalang di depan pintu rumah, jadi air tidak sampai masuk,” ujar salah seorang warga, Sholikah.

Baca Juga : Hujan Deras Picu Banjir di Desa Muneng Kidul, Probolinggo

Ketinggian Air Sempat Capai 30 Sentimeter

Meski tidak sebesar kejadian sebelumnya, ketinggian air yang sempat mencapai sekitar 30 sentimeter tetap membuat warga waspada. Sejumlah warga terlihat berjaga di depan rumah sambil memantau kondisi air, khawatir terjadi kenaikan susulan.

“Alhamdulillah banjir kali ini tidak besar dan cepat surut, tidak seperti sebelumnya yang sampai merusak dapur rumah saya,” imbuh Sholikah.

Hujan Deras di Hulu Jadi Pemicu

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo, Oemar Sjarief, menjelaskan bahwa banjir kiriman ini disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur wilayah hulu Sungai Kedunggaleng.

Menurutnya, hujan berintensitas tinggi terjadi di beberapa kecamatan, seperti Sumber, Kuripan, dan Bantaran, yang merupakan daerah hulu aliran sungai.

Hujan deras tersebut dilaporkan mengguyur kawasan lereng Gunung Bromo selama kurang lebih tiga jam, mulai pukul 12.30 WIB hingga 16.30 WIB, sehingga menyebabkan debit air sungai meningkat signifikan dan mengalir deras ke wilayah hilir.

Sampah di Jembatan Hambat Aliran Sungai

Selain faktor hujan, luapan air juga diperparah oleh hambatan aliran sungai akibat tumpukan sampah yang tersangkut di sejumlah jembatan.

“Hambatannya di aliran Sungai Kedunggaleng. Sampah tersangkut di beberapa jembatan sehingga menghambat aliran air dan menyebabkan air meluap,” jelas Oemar.

Kondisi tersebut kerap menjadi masalah berulang saat musim hujan, terutama ketika curah hujan tinggi terjadi di wilayah hulu.

Debit Air Tertinggi Capai 50 Sentimeter

Berdasarkan laporan tim lapangan BPBD Kabupaten Probolinggo, ketinggian air di beberapa titik bahkan mencapai 50 sentimeter, dengan Desa Dringu tercatat sebagai wilayah dengan debit air tertinggi.

“Ini merupakan kejadian kedua sepanjang tahun 2025. Yang pertama terjadi pada Februari lalu bersamaan dengan pengerjaan bronjong. Meski air naik, namun tidak sebesar kejadian hari ini,” pungkasnya.

Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan, khususnya di wilayah yang rawan banjir kiriman saat musim hujan. (Duh/aye)

Tags:

You Might also Like