HUT RI dan Hari Jadi Trenggalek Akan Digelar Secara Sederhana
Share

SUARAGONG.COM – Akan ada pemandangan berbeda di seputaran Alun-Alun Trenggalek pada bulan Agustus 2025 nanti. Jika di tahun-tahun sebelumnya, peringatan HUT RI dan Hari Jadi Kabupaten Trenggalek dimeriahkan dengan event Pasar Rakyat, kali ini gelaran itu resmi ditiadakan.
Pasar Rakyat Ditiadakan, HUT RI dan Hari Jadi Trenggalek Digelar Secara Sederhana
Bukan tanpa alasan, keputusan ini diambil setelah muncul ketidaksepakatan antara pelaku UMKM/Pedagang Kaki Lima (PKL) dan pihak Event Organizer (EO) terkait teknis pelaksanaan dan biaya sewa stand.
Situasi ini menjadi sorotan publik, terutama setelah para pelaku UMKM lokal Trenggalek menyampaikan aspirasi mereka ke DPRD Trenggalek.
Ketua Komisi II DPRD Trenggalek, Mugiyanto, mengatakan pihaknya telah menampung dan memfasilitasi dialog dari para pelaku usaha kecil dan menengah dan pihak penyelenggara, yang berharap mendapatkan solusi ketika menyelenggarakan pesta rakyat di alun alun Trenggalek.
“Hari ini kita melaksanakan hearing bersama PKL Alun-Alun dengan eksekutif. Jam 8 kami sudah melakukan koordinasi dengan Sekda, Dinas Komindag, dan Dinas Pariwisata terkait rencana event Agustus ini. Namun, setelah berkoordinasi dan mempertimbangkan berbagai hal, Bupati memutuskan untuk meniadakan pasar rakyat tahun ini,” ungkapnya, Selasa (22/07/2025) sore.
Baca Juga : Satlantas Polres Trenggalek Bagi Bagi Helm Gratis Ke Pengguna Jalan
Tidak ada Titik Temu Antara Pelaku UMKM dan EO
Ia menambahkan bahwa keputusan ini diambil karena tidak ada titik temu antara pelaku UMKM dan pihak EO. DPRD sendiri telah memfasilitasi upaya mediasi, namun kompromi tak kunjung tercapai.
“Apapun keputusannya, semua pihak harus menerima. Kami sebagai DPRD sudah berupaya, tapi karena tidak ada titik temu, maka tahun ini kita putuskan untuk tidak mengadakan pasar rakyat,” tegas politisi Demokrat ini.
Menurutnya, keputusan ini juga mempertimbangkan kondisi keuangan daerah yang tengah tidak stabil serta sejumlah bencana yang terjadi belakangan ini, termasuk kejadian meninggal dunia yang menimbulkan keprihatinan bersama.
“Kalau kita tetap adakan pesta rakyat yang terlalu meriah, sementara kondisi jalan rusak dan keuangan sedang sulit, itu rasanya tidak elok. Bapak Bupati menginstruksikan agar kegiatan tahun ini dilakukan dengan cara yang sederhana,” terangnya.
Meski pasar rakyat dan hiburan seperti pentas musik ditiadakan, rangkaian upacara kemerdekaan RI dan peringatan Hari Jadi Trenggalek tetap akan dilaksanakan, namun dengan anggaran seminimal mungkin.
“Kami dari DPRD sepakat dan mengapresiasi langkah Bupati. Kita tetap melakukan rutinitas tahunan, tapi tidak perlu anggaran besar. Itu langkah bijak di tengah situasi saat ini,” ujar Obeng sapaan akrabnya.
Mahalnya Biaya Sewa
Salah satu keluhan utama pelaku UMKM adalah mahalnya biaya sewa stand yang dinilai memberatkan. Namun, pihak EO sebagai penyelenggara juga tidak mampu menawarkan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.
“Kalau ke depan penyelenggara bisa berdiskusi lebih baik, dan penataan bisa dilakukan dengan saling menguntungkan. Baik bagi PKL maupun EO, maka kegiatan ini bisa kita evaluasi untuk dilaksanakan kembali tahun depan,” tuturnya.
Untuk saat ini, PKL tetap diperbolehkan berjualan seperti biasa di tempat-tempat yang diperkenankan, namun tidak dalam skema pasar rakyat terorganisir.
“Kegiatan pasar rakyat ini sebenarnya tidak terlalu berdampak besar pada PAD. Tujuannya lebih ke suasana meriah dan meningkatkan ekonomi warga. Tapi melihat situasi sekarang, tahun ini kita istirahat dulu,” pungkas Obeng. (mil/aye)