Type to search

Peristiwa

Ilmuwan Hidupkan Spesies Serigala Punah Dire Wolf : 3 Lahir di AS

Share
Perusahaan bioteknologi asal Dallas, Colossal Biosciences, mengumumkan kelahiran tiga anak dire wolf yang telah lama punah! Perusahaan bioteknologi asal Dallas, Colossal Biosciences, mengumumkan kelahiran tiga anak dire wolf yang telah lama punah!/sc : CNN/BBC

SUARAGONG.COM –  Sudah punah namun kini bangkit kembali!. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, spesies hewan yang telah punah berhasil “dihidupkan kembali.” Perusahaan bioteknologi asal Dallas, Colossal Biosciences, mengumumkan kelahiran tiga anak dire wolf. Dire Wolf merupakan Spesies serigala prasejarah yang punah sekitar 12.500 tahun lalu. Yang mana kini berhasil hidup kembali berkat melalui teknologi rekayasa genetika dan kloning.

Kebangkitan Serigala yang Telah Punah: 3 Anak Dire Wolf Lahir di AS

Dalam keterangan resmi pada Senin (7/4/2025), Colossal menyebut keberhasilan ini sebagai tonggak penting dalam proyek de-extinction atau pemulihan spesies punah. Anak dire wolf ini diciptakan dari penggabungan DNA purba dan pengeditan gen spesies terdekat yang masih hidup, yaitu serigala abu-abu (gray wolf), menghasilkan bentuk hibrida yang menyerupai nenek moyangnya, Aenocyon dirus.

Dire wolf dikenal sebagai predator puncak yang pernah menjelajahi Amerika Utara dan sempat diangkat sebagai inspirasi makhluk buas dalam serial HBO Game of Thrones. “Mereka lebih besar dari serigala abu-abu, memiliki kepala lebih lebar, bulu lebih tebal, dan rahang lebih kuat,” tulis Colossal.

Perusahaan bioteknologi asal Dallas, Colossal Biosciences, mengumumkan kelahiran tiga anak dire wolf/

Perusahaan bioteknologi asal Dallas, Colossal Biosciences, mengumumkan kelahiran tiga anak dire wolf/sc : BBC

Pengembalian DNA dari Gigi Berusia 13.000 Tahun

CEO sekaligus pendiri Colossal, Ben Lamm, mengungkapkan bahwa proses ini melibatkan pengambilan DNA dari gigi berusia 13.000 tahun dan tengkorak 72.000 tahun. “Tim kami berhasil membuat anak dire wolf yang sehat. Ini adalah bukti bahwa teknologi de-extinction kami benar-benar bekerja,” ujarnya.

Anak-anak dire wolf itu kini hidup di lahan seluas 2.000 hektare di lokasi rahasia dengan pengamanan ketat dan pengawasan 24 jam. Lokasi tersebut telah disertifikasi oleh American Humane Society dan terdaftar di Departemen Pertanian AS.

Proses penciptaan mereka melibatkan rekayasa genetik menggunakan teknologi CRISPR. Para ilmuwan melakukan 20 pengeditan pada 14 gen spesifik untuk memasukkan sifat khas dire wolf seperti warna bulu dan ketebalan rambut. Sel yang berhasil diedit kemudian dikloning dan dimasukkan ke dalam sel telur donor sebelum ditanamkan ke hewan surrogate. Meski Colossal tidak menyebut spesies surrogate-nya, beberapa media menyebutkan bahwa anjing domestik digunakan dalam proses ini.

Dua anak jantan lahir pada 1 Oktober 2024, dan satu anak betina lahir pada 30 Januari 2025.

Profesor Love Dalén, ahli genomik evolusi dari Universitas Stockholm yang menjadi penasihat Colossal, menyebut pencapaian ini sebagai “lompatan besar” dalam ilmu kebangkitan spesies. “Memang 99,9% gen mereka masih serigala abu-abu, tapi mereka membawa gen khas dire wolf yang membuatnya tampak seperti nenek moyangnya. Ini sangat keren,” kata Dalén.

Ambisi yang Terus Berlanjut

Colossal, yang sebelumnya mengumumkan ambisi menghidupkan kembali mamut, dodo, dan harimau Tasmania, mengklaim bahwa teknologi ini juga dapat digunakan untuk menyelamatkan spesies terancam punah. Dalam proyek serupa, mereka telah berhasil menghasilkan dua kelompok anak serigala merah—spesies serigala paling langka—dengan metode kloning yang lebih ramah hewan.

Meski menuai pujian, banyak kalangan mengkritik pendekatan de-extinction, menyebut anggaran besar sebaiknya difokuskan pada konservasi hewan yang masih hidup. Ada pula kekhawatiran terkait etika penggunaan hewan surrogate.

Namun menurut Christopher Preston, profesor filsafat lingkungan dari University of Montana, Colossal tampak memperhatikan kesejahteraan hewan. Dilihat dari ukuran fasilitas dan pengawasan ketat.

Meski begitu, Preston mempertanyakan apakah dire wolf nantinya akan dilepasliarkan. “Di negara bagian seperti Montana, kami bahkan masih kesulitan menjaga populasi serigala abu-abu tetap stabil. Jadi sulit membayangkan dire wolf bisa kembali mengisi peran ekologisnya,” katanya. (aye)

Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *