Type to search

Teknologi

Indikasi Monopoli: Kehakiman AS Desak Google Jual Browser Chrome

Share
Departemen Kehakiman Amerika Serikat meminta pengadilan federal untuk memaksa Google untuk jual browser andalannya, Chrome. Departemen Kehakiman Amerika Serikat meminta pengadilan federal untuk memaksa Google untuk jual browser andalannya, Chrome. (Aye/suaragong)

SUARAGONG.COM – Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ) makin serius menekan Google. Dalam sidang antimonopoli besar yang sedang berlangsung, DOJ meminta pengadilan federal untuk mengambil langkah berani: memaksa Google untuk jual browser andalannya, Chrome. Langkah ini dianggap perlu demi mengurangi dominasi Google di pasar mesin pencari, seperti dilaporkan oleh Reuters.

Google Dipaksa Kehakiman AS untuk Jual Chrome: Hindari Persaingan Bisnis

Perseteruan panjang ini bermula dari keputusan hakim tahun lalu yang menyatakan Google bersalah karena praktik monopoli dalam layanan pencarian internet. Kini, fokus persidangan bergeser mencari solusi konkret untuk mengembalikan persaingan sehat di dunia maya.

Permasalahan ini akan disidang dan diprediksi berlangsung selama tiga minggu. Dari sini, arah masa depan Google akan ditentukan. Tindakan selanjutnya menjadi tantangan yang menuntut google harus memutar otaknya. Terutama di sisi bisnis mesin pencarinya yang selama ini menjadi lumbung pendapatan utama google sendiri dari semua produknya.

Hakim juga menyoroti bagaimana dominasi Google yang tak hanya memperkuat posisinya dalam pencarian internet. Namun hakim juga menila percepatan pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang membuat pengguna semakin bergantung pada ekosistem Google. Hal ini menguatkan dominasinya lagi dan lagi dan dinilai sebagai indikasi praktik monopoli

Baca Juga : OpenAI Tertarik Akuisisi Google Chrome

Hubungan Google dengan Samsung 

Dalam proses persidangan, beberapa dokumen penting ikut terungkap. Salah satunya adalah laporan bahwa Google melakukan pembayaran rutin kepada Samsung, agar aplikasi Gemini AI mereka dipasang secara pra-instal di smartphone Samsung. Meski besaran nilai pembayarannya tidak disebutkan, DOJ mengklaim jumlahnya “sangat besar” — menjadi bukti bagaimana Google mempertahankan cengkeramannya, baik di dunia mesin pencari maupun persaingan teknologi AI.

Strategi pra-instalasi ini dinilai DOJ membatasi pilihan pengguna dan mempersempit ruang inovasi bagi para pesaing di industri teknologi.

Selain mendorong penjualan Chrome, DOJ juga mengusulkan agar Google menghentikan perjanjian eksklusif dengan produsen perangkat. Selama ini, banyak perangkat yang langsung mengatur Google sebagai mesin pencari default, sebuah praktik yang dianggap memperkokoh dominasi raksasa teknologi ini di pasar.

Sidang ini dipastikan bakal jadi salah satu momen bersejarah, tak hanya untuk Google, tapi juga untuk masa depan persaingan bisnis digital di dunia. (aye) 

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *