Inggris Dukung Penggunaan ChatGPT di Dunia Pendidikan
Share

SUARAGONG.COM – Kekhawatiran tentang kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT di dunia pendidikan kian menyeruak. Banyak yang takut teknologi ini justru mendorong kecurangan akademik dan merusak kemampuan pelajar untuk berpikir kritis. Namun, Pemerintah Inggris melihatnya dari sudut pandang berbeda: teknologi ini dianggap peluang, bukan ancaman.
Dukungan Pemanfaatan AI (ChatGPT) di Sektor Pendidikan
Peter Kyle, Menteri Sains, Inovasi, dan Teknologi Inggris, menyatakan dukungannya terhadap pemanfaatan AI di sektor pendidikan, asalkan digunakan dengan pengawasan yang baik. Dalam wawancaranya dengan BBC, seperti dikutip Techspot pada Sabtu (18/1/2025), Kyle mengatakan bahwa teknologi seperti ChatGPT bisa menjadi aset besar bagi pendidikan.
“Dengan pengawasan yang tepat dan penggunaan yang benar, ChatGPT dan teknologi AI lainnya dapat dimanfaatkan, karena teknologi ini bekerja dengan bahasa yang juga digunakan dalam sektor ekonomi,” jelasnya.
Seperti Kalkulator di Era 1960-an
Kyle bahkan membandingkan kehadiran AI saat ini dengan perkenalan kalkulator pada tahun 1960-an. Kala itu, kalkulator sempat menuai kekhawatiran serupa, dianggap mengancam kemampuan manusia dalam matematika dan pemecahan masalah. Namun, perlahan kalkulator diintegrasikan ke dunia pendidikan dan menjadi alat bantu yang tak tergantikan.
“Pendekatan serupa perlu diterapkan untuk AI. Kita harus memastikan bahwa generasi muda belajar bagaimana memanfaatkan teknologi ini dengan bijak,” tegas Kyle.
Meski Kyle optimistis, pandangannya bertolak belakang dengan kebijakan beberapa institusi pendidikan ternama seperti Universitas Oxford, Cambridge, dan Imperial College London. Ketiga universitas tersebut masih melarang penggunaan AI untuk menyelesaikan tugas akademik.
Namun, Kyle justru menyoroti potensi AI untuk membantu kelompok pelajar tertentu. Ia menekankan bahwa teknologi ini bisa menjadi alat yang luar biasa untuk pelajar neurodivergen, yakni mereka yang cara berpikirnya berbeda dari kebanyakan orang.
“Ada anak-anak dengan bakat unik yang dapat benar-benar berkembang dengan bantuan AI seperti ChatGPT, memberi mereka tantangan dan dorongan yang tidak ditemukan di tempat lain,” tambahnya.
Bca Juga : OpenAI Launching ChatGPT Projects: Solusi Praktis untuk Manajemen Obrolan
Dunia Beradaptasi dengan AI
Pandangan Pemerintah Inggris mencerminkan tren global terkait AI di pendidikan. Contohnya, Departemen Pendidikan Kota New York sempat melarang penggunaan ChatGPT di sekolah umum pada awal 2023. Namun, larangan itu dicabut beberapa bulan kemudian, dan fokus beralih pada integrasi teknologi ke dalam kurikulum.
Sementara itu, di Inggris, Kyle percaya bahwa langkah serupa perlu dilakukan. Dengan pendekatan yang tepat, ChatGPT dan teknologi AI lainnya bisa menjadi alat revolusioner yang tidak hanya membantu siswa belajar, tetapi juga membuka potensi baru bagi mereka yang sebelumnya kesulitan dengan metode pembelajaran konvensional. (aye)
Baca Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News.