Type to search

Kesehatan Pemerintahan

Ini Dia Yang Jadi Alasan Sri Mulyani Naikkan Iuran BPJS Kesehatan

Share
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara soal rencana Menaikkan Iuran BPJS Kesehatan demi keberlanjutan program

SUARAGONG.COM – Kalau biasanya film horor bikin deg-degan, kali ini yang bikin merinding justru kabar dari tanah air kita Gaes!. Dikatakan bahwa iuran BPJS Kesehatan kemungkinan naik. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara soal rencana ini dalam Rapat Kerja bareng Badan Anggaran DPR RI, Jumat (22/8/2025). Katanya, penyesuaian iuran itu perlu demi menjaga “keberlanjutan” program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

“Kalau manfaatnya makin banyak, berarti biayanya memang makin besar,” jelas Sri Mulyani, seperti dilansir Antara. Logikanya simpel: makin banyak fasilitas, makin besar duit yang harus keluar. Nah, biar program JKN tetap jalan, iuran juga mesti ikut menyesuaikan.\

Sri Mulyani Katakan ada Kemungkinan Naiknya Iuran BPJS: Bikin Deg-Degan Masyarakat

Yang menarik, Menkeu menegaskan kalau kenaikan iuran bukan sekadar untuk nutupin biaya klaim. Dengan penyesuaian tarif, pemerintah juga bisa meningkatkan jumlah Penerima Bantuan Iuran (PBI) alias masyarakat kurang mampu yang iurannya ditanggung negara. Jadi, di satu sisi rakyat mandiri mungkin harus siap merogoh kocek lebih dalam, tapi di sisi lain ada yang dapat tambahan subsidi.

Meski begitu, Sri Mulyani ngasih sinyal kalau keputusan final soal kenaikan iuran belum ketok palu. Masih ada diskusi lanjutan bareng DPR, Kementerian Kesehatan, dan pihak BPJS Kesehatan sendiri. Jadi, sementara ini wacananya masih dalam tahap “ngobrol dulu” sebelum diputuskan.

Baca Juga : Sri Mulyani Pastikan Target RAPBN 2026 Naik Tanpa Pajak Baru

Mengintip Lagi pada RAPBN 2026

Kalau ngintip Rancangan APBN 2026, total anggaran kesehatan disiapkan Rp244 triliun. Dari jumlah itu, sekitar Rp123,2 triliun bakal digelontorkan khusus untuk layanan kesehatan masyarakat. Ada Rp69 triliun di antaranya yang dipakai untuk membayar bantuan iuran jaminan kesehatan buat 96,8 juta jiwa, plus iuran untuk peserta mandiri (PBPU/Bukan Pekerja) sekitar 49,6 juta jiwa. Dengan beban sebanyak itu, nggak heran pemerintah merasa perlu cari jalan biar neraca tetap imbang.

Masalah BPJS Kesehatan Dari Awal Hingga Sekarang

Masalahnya, BPJS Kesehatan memang punya PR besar: mulai dari kepatuhan bayar iuran sampai meningkatnya beban klaim tiap tahun. Memang sih ini jadi hambatan Kalau dibiarkan terus-terusan. Bisa-bisa program jaminan kesehatan ini jebol di tengah jalan malah makin parah dong. Itulah kenapa, menurut pemerintah, skema pembiayaan harus dibikin komprehensif: masyarakat, pemerintah pusat, dan daerah sama-sama tanggung jawab.

“Penyesuaian iuran dapat dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan daya beli masyarakat dan kondisi fiskal pemerintah,” begitu bunyi Buku II Nota Keuangan RAPBN 2026. Intinya, rakyat nggak bakal langsung diberatkan sekaligus, tapi tetap harus siap-siap menghadapi perubahan.

Nah, di balik semua bahasa teknis dan angka triliunan, ada satu pertanyaan yang bikin rakyat manggut-manggut (atau garuk-garuk kepala): kalau iuran naik, apakah kualitas layanan BPJS Kesehatan juga otomatis ikut naik? Atau jangan-jangan tetap ngantri panjang, obat kosong, dan drama klasik lainnya?

Yang jelas, sebelum angka iuran baru diumumkan, kita masih punya waktu buat berharap—setidaknya semoga penyesuaian ini beneran bikin layanan lebih manusiawi, bukan cuma beban tambahan di dompet. Meski kini masyarakat agak Deg-degan sih layaknya nonton Film Horor menunggu Gimana kelanjutan Iuran BPJS kesehatan ini (Aye/sg)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69