Sampang, Suaragong – Dikalangan masyarakat masjid dikenal karena keindahannya, kemegahan dan ornamen tulisannya yang bernuansa Arab modern dan futuristik. Apalagi, letaknya yang mudah dipandang mata seperti yang berbeda diara makam para wali, ditepi jalan raya atau di jantung kota. Namun berbeda dengan Masjid Madegan yang ada di kelurahan Polagan, Kecamatan Kota Sampang, Madura, Jawa Timur. Masjid ini terkenal sampai manca negara karena dulunya menjadi pusat penyebaran agama Islam dan diyakini sangat keramat hingga saat ini.
Menurut penuturan Rojawi, salah seorang sesepuh di kelurahan Madegan, masjid ini berdiri sekitar sejak tahun 1583 masehi. Menariknya, masjid itu diyakini berdiri hanya dalam waktu semalam, yakni pada Kamis malam Jum’at Legi.
“Masjid Madegan ini sangat tua sekali umurnya mas, sejak sekitar tahun 1583 M. Makanya sampai sekarang tetap Kramat dan sering didatangi para pengunjung,”katanya. Sabtu,(1/4/2023).
Dirangkum dari berbagai sumber, Masjid Madegan ini memiliki berbagai keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh masjid-masjid lain di Jawa Timur bahkan di Indonesia. Diantara keunikan masjid Madegan itu dikelilingi makam para raja, ulama dan sesepuh Kabupaten Sampang.
Jika berkunjung ke masjid yang memiliki ornamen kerajaan arab kuno ini, rasanya belum lengkap jika tidak berkunjung ke makam para raja, ulama dan sesepuh kabupaten Sampang yang kebetulan berada satu kompleks dengan lokasi masjid Madegan. Seperti makam Rato Ebu, makam Cakraningrat I (raja sampang), makam kiai Khotib (cucu sunan ampel), serta makam pangeran Trunojoyo.
Makam para raja tersebut berada dalam satu kompleks dengan masjid bersejarah itu, termasuk juga makam pangeran panji laras. Makam-makam kuno itu juga ditandai dengan corak batu nisan yang tampak kuno sekali.
Tak hanya itu, masjid yang memiliki empat tiang utama yang tampak doyong ini juga memiliki daya magis yang sulit dijangkau secara logika, alasanya masjid tersebut menjadi satu-satunya masjid di pulau Madura yang kerap kali dijadikan lokasi untuk melakukan sumpah pocong.
Bahkan, masyarakat yang kadang melakukan sumpah pocong itu untuk membuktikan tuduhan, tak hanya dari Sampang sendiri, melainkan juga dari Sumenep, Pamekasan, dan Bangkalan. Biasanya orang salah yang berbohong di masjid itu akan ditimpa musibah
Dari dulu hingga sekarang banyak pihak yang mempercayai, bahwa sumpah pocong yang dilaksanakan di masjid yang tumbuh lima pohon sawo berukuran besar tersebut akan membawa petaka bagi salah satu pihak yang bersalah, mulai dari mengalami pernyakit aneh hingga berujung pada kematian. Biasanya, sumpah pocong ini menjadi solusi bagi warga madura untuk membuktikan tuduhan dari dua belah pihak yang berselisih.
Baca juga : Presiden Jokowi Antisipasikan Stok Beras
Menurut Rojawi, kampung Madegan atau kelurahan Polagan dikenal sebagai kampung cagar budaya, itu karena, selain terdapat Masjid Madegan, juga terdapat makam Rato Ebu dan juga makam kerajaan serta Bupati Sampang yang pertama. Bahkan tak jauh dari kompleks tersebut, juga terdapat makam Panji Laras serta makam Rato Baja, yang merupakan dari pengeran Cakra Ningrat I.
Kendati demikian sambung Rojawi, hampir sama dengan masjid pada umumnya, kala bulan Ramadan, Masjid Madegan ini juga dimanfaatkan untuk sejumlah kegiatan ibadah, mulai dari shalat tarawih, tadarus hingga sejumlah kegiatan khas yang digelar selama bulan Ramadan. (Asy/Yus)