Batu, Suara Gong – Diklat Peningkatan Kapasitas SDM Bagi Kepala Desa Angkatan I dan II Tahun 2023, dibuka langsung Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Acara digelar di Royal Orchid Hotel Garden & Condominium, Kota Batu, itu berlangsung mulai Selasa (4/7/2023) malam. Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah, berpesan, agar Capacity Building yang tengah dijalani para kepala desa, berseiring dengan institusional building.
Sehingga tidak hanya kapasitas kepala desa sebagai individu saja yang ditingkatkan, melainkan secara institusi desa juga meningkat.
“Apalagi ketika teori push and pull itu bisa diterapkan tentu akan luar biasa. Pada dasarnya dari desa-desa itu sebenarnya sudah terkirim orang-orang hebat, kemudian ditarik lagi potensi itu ke desa untuk mengembangkan desanya,” ujar Khofifah.
Menurut Khofifah, kepala desa adalah aktor penting dalam pengembangan desa. Karena peran merekalah, saat ini Jatim, menjadi provinsi dengan jumlah desa mandiri terbanyak di Indonesia, yakni 1.490 desa.
“Ini semua karena peran para kepala desa yang luar biasa. Sudah hebat dan luar biasa saja masih merasa perlu meningkatkan kapasitasnya. Maka ini akan terus bisa meningkatkan kinerja , Inovasi, kreativitas serta produktivitas di masing-masing desanya,” ujar Khofifah.
Lebih lanjut Khofifah, mengatakan, setiap desa memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda dan membutuhkan improvement yang berbeda. Karena itu, dibutuhkan inovasi dan kreatifitas untuk mengoptimalkan potensi-potensi di tiap desa. Salah satunya terkait potensi ekonomi di masing-masing desa.
Dicontohkan, seperti desa wisata di Kota Batu. Menurutnya setiap jengkal tanah di Kota Batu, bila dioptimalkan bisa menjadi pundi-pundi pemasukan. Baik itu ketika ditanami buah-buahan, sayuran, ataupun aneka bunga. Sehingga semua titik menjadi angle menarik untuk dikunjungi.
“Terkait Desa wisata biasanya bisa berkembang pesat karena kepala desanya fokus dan tekun. Setiap desa wisata akan cepat maju jika diikuti dengan inovasi-inovasi baru ,” imbuhnya.
Orang nomor satu di Jatim itu, menambahkan, pengelolaan desa wisata akan berkembang pesat ketika desa mampu mendirikan BUMDes. Hal ini pula yang terjadi di Desa Wisata Pujonkidul. Dimana saat ini dikelola oleh BUMDes Sumber Sejahtera. Ini bisa menjadi titik visitasi para kades yang sedang diklat mumpung dekat tempatnya.Selanjutnya Gubernur Khofifah, juga mencontohkan BUMDes Sekapuk, di Desa Sekapuk, Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik.
Baca juga : Gubernur Jatim Yakin Desa di Jatim Bisa jadi Desa Devisa
Selain mengelola wisata Setigi, BUMDes Sekapuk, juga memiliki beragam jenis usaha. Di antaranya HIPPAM, pengelolaan aampah, hingga simpan pinjam. Total terdapat 132 usaha ekonomi masyarakat yang mampu menyerap 561 tenaga kerja.
“Inilah bahwa ketika pariwisata di sebuah desa mampu dikembangkan, maka memiliki multiplier effect. UMKMnya berkembang, warung-warungnya, usaha souvenir, dan lainnya bisa ikut tumbuh,” ujarnya.
Mantan Mensos RI, itu juga menggarisbawahi, bahwa tidak hanya pengelolaannya saja yang diperhatikan, namun juga promosinya. Menyentil wisata adventure di Bukit Jengkoang, Kota Batu, dan Goa Mahakarya, di Gili Iyang, kata dia, ternyata masih belum populer. Padahal kabarnya upaya promosi sudah dilakukan.
“Jadi apa yang kita anggap sudah _terpublished_ ternyata belum meluas. Jadi jangan pernah berhenti untuk berinteraksi lebih luas lagi. Maka diperlukan peran dari seluruh stakeholder untuk saling menggali dan mengeksplor seluruh potensi yang ada di desa masing-masing,” ujarnya.
Sementara itu, untuk penguatan desa yang memiliki potensi agar tembus pasar luar negeri, Pemprov Jatim, juga berkolaborasi dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Gunanya mengembangkan Desa Devisa. “Dua tahun lalu, Desa Devisa kita hanya dua. Kini per 30 Mei 2023 Desa Devisa kita berjumlah 138 desa. Dan ini terbanyak di Indonesia,” ungkap Khofifah. (mh/eko)