Suaragong – Pada Kamis, 15 Agustus 2024, harga emas Logam Mulia (LM) produksi PT Aneka Tambang Tbk mengalami penurunan di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung. Harga tercatat Rp1.414.000 per gram, turun Rp5.000 dari harga sebelumnya. Sementara itu, harga buyback (harga beli kembali) berada di Rp1.260.000 per gram, mengalami penurunan sebesar Rp8.000.
Menurut data Refinitiv, harga emas dunia di pasar spot pada Rabu, 14 Agustus 2024, tercatat US$2.447,64 per troy ons. Harga tersebut turun sebesar 0,71% dari posisi sebelumnya. Penurunan harga emas dunia ini turut memengaruhi harga emas Antam pagi ini.
Kenaikan moderat pada harga konsumen AS di Bulan Juli dan pelambatan inflasi tahunan yang turun di bawah 3%. Hal tersebut memberikan sinyal bahwa The Federal Reserve (The Fed) mungkin akan mempertimbangkan pemangkasan suku bunga pada bulan depan.
Emas memasuki tahun 2024 di bawah tekanan dari kenaikan dolar AS. Namun, harga emas tetap stabil di tengah ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga di tahun ini. Serta meningkatnya kekhawatiran mengenai serangan terhadap pelayaran di Laut Merah.
Dalam 12 bulan hingga Juli, inflasi harga konsumen AS tercatat meningkat 2,9%. Selain itu, level terendah sejak Maret 2021, dan turun dari 3,0% di bulan Juni.
Penurunan Ekspektasi Pasar
Pada perdagangan Jumat, harga emas mengalami penurunan tipis. Dan diperkirakan akan melanjutkan penurunan mingguan pertama dalam empat minggu. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga AS setelah data pekan lalu menunjukkan adanya tekanan harga yang meningkat.
Data yang dirilis pekan lalu menunjukkan kenaikan harga konsumen AS di Bulan Februari melebihi ekspektasi pasar. Sedangkan harga produsen juga menunjukkan inflasi yang meningkat. Indeks Harga Produsen (PPI) AS pada Februari bergerak lebih tinggi dari perkiraan pasar. Yang dapat mengurangi kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan Juni mendatang.
Baca juga: Perubahan Iklim Akan Memengaruhi Inflasi
Harga emas sangat dipengaruhi oleh pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga biasanya memperkuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury, yang berpotensi menurunkan permintaan emas karena meningkatnya biaya peluang. Sebaliknya, suku bunga yang lebih rendah dapat melemahkan dolar AS dan imbal hasil US Treasury, sehingga membuat emas lebih menarik sebagai aset investasi karena biaya peluang yang lebih rendah. (Ind/rfr)