SUARAGONG.COM – Industri perfilman Indonesia baru saja mengambil langkah besar dengan resmi dibukanya JAFF Market pada Selasa, 3 Desember 2024. Ini merupakan pasar film pertama dan terbesar di Indonesia yang menghadirkan 151 booth dan 96 perusahaan dari berbagai sektor industri perfilman. JAFF Market dihadirkan untuk menjadi tempat bagi para pelaku industri film, produser, dan kreator untuk memamerkan proyek dan bisnis inovatif mereka.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, yang juga didampingi oleh Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ahmad Mahendra. Selain menjadi ajang untuk memamerkan produk dan proyek film, JAFF Market juga dirancang untuk membangun ekosistem yang lebih kuat bagi perkembangan industri film di Indonesia.
JAFF Market: Menjadi Pusat Kolaborasi dan Inovasi di Dunia Perfilman
JAFF Market memberikan berbagai program menarik yang bertujuan untuk menghubungkan pembuat film dengan produser, distributor, serta pelaku industri lainnya. Acara ini tidak hanya menawarkan peluang besar untuk kolaborasi, tetapi juga membuka ruang bagi inovasi dalam dunia perfilman. JAFF Market berlangsung selama tiga hari, dari 3 hingga 5 Desember 2024, mulai pukul 09:00 hingga 17:00 WIB. Beberapa program unggulannya antara lain:
- JAFF Content Market: Tempat untuk memperkenalkan proyek-proyek film terbaru kepada para pemangku kepentingan di industri film.
- Indonesia-France Film Lab: Sebuah kolaborasi kreatif antara Indonesia dan Prancis untuk mengembangkan proyek-proyek film dengan potensi global.
- JAFF Market Screening Room: Ruang khusus yang menampilkan film-film pilihan yang mewakili kualitas terbaik perfilman Indonesia.
- JAFF Future Project & Talent Day: Program kolaborasi dengan Netflix yang memberikan peluang bagi talenta muda dan proyek-proyek baru untuk mendapatkan perhatian global.
- Film Conference: Seminar dan diskusi tentang perkembangan terkini di dunia perfilman, teknologi, dan ekonomi kreatif.
- Networking Events: Acara yang memungkinkan para profesional perfilman bertemu dan menjalin kerja sama.
Mendapatkan Dukungan Kementerian Kebudayaan
Dengan menggabungkan pameran, diskusi, dan kesempatan untuk menjalin koneksi, JAFF Market bertujuan untuk memperkuat ekonomi kreatif Indonesia dan menegaskan posisi Indonesia di kancah perfilman global. Inisiatif ini menjadi langkah penting dalam memajukan industri film Indonesia, memberikan ruang bagi karya lokal untuk berkembang, dan membuka peluang bagi kerja sama internasional.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, yang hadir dalam acara ini, turut menunjukkan dukungannya dengan mengunjungi berbagai area di JAFF Market. Selain itu, ia didampingi oleh sejumlah tokoh penting dunia perfilman Indonesia, termasuk Garin Nugroho (Founder Festival), Budi Irawanto (Festival President), Ifa Isfansyah (Chairman JAFF Market), Linda Gozali (JAFF Market Director), Ajish Dibyo (Executive Director JAFF Market), dan Lorna Tee (JAFF Market Advisor).
JAFF Market memberikan platform yang lebih besar bagi industri perfilman Indonesia untuk berkembang dan bersaing di pasar global. Acara ini bukan hanya sekadar pasar untuk proyek-proyek film, tetapi juga menjadi inkubator kreatif yang mendukung kolaborasi dan inovasi di antara para pelaku industri.
Ini juga menjadi momen penting dalam perjalanan panjang perfilman Indonesia menuju pengakuan dunia. Selain itu, JAFF Market membuka peluang bagi banyak pihak untuk saling berkolaborasi dalam menciptakan karya-karya yang bisa bersaing di kancah internasional.
Baca juga : Indonesia dan Belanda Resmikan Kerja Sama Ko-Produksi Audiovisual di JAFF Market 2024
Menggambarkan JAFF Market dalam Format Film
Linda Gozali, Direktur JAFF Market, memberikan gambaran menarik mengenai bagaimana JAFF Market bisa digambarkan dalam sebuah film. Menurutnya, jika JAFF Market diadaptasi menjadi sebuah film, ceritanya akan ber-genre drama yang mengisahkan perjalanan seorang karakter yang awalnya tidak percaya diri, namun melalui berbagai proses, ia mengalami pengembangan diri menjadi lebih percaya diri.
Dalam perjalanan ceritanya, karakter utama bertemu dengan tokoh lain yang sedang menghadapi konflik pribadi. Mereka akhirnya menemukan kesamaan melalui kuliner, meski terhalang oleh perbedaan bahasa. “Pada akhirnya, yang menyatukan mereka adalah kuliner. Meskipun ada perbedaan bahasa dan latar belakang, mereka bisa terhubung melalui makanan,” ujar Linda Gozali kepada USS Feed saat ditemui di JAFF Market pada Kamis, 5 Desember 2024.
Dengan cara inilah JAFF Market berperan dalam industri perfilman Indonesia—sebuah tempat di mana berbagai ide, budaya, dan kreativitas bertemu untuk menciptakan karya yang bisa menginspirasi dunia. (acs)
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news