Impian Trotoar Indah di Jalan Cokroaminoto Probolinggo Terhalang Anggaran Terbatas
Share

SUARAGONG.COM – Penataan trotoar sepanjang Jalan HOS Cokroaminoto telah menjadi bahan pembicaraan hangat di kalangan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta warga Kota Probolinggo.
Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin menegaskan bahwa kawasan ini, khususnya Kelurahan Kanigaran, menyimpan potensi besar sebagai pusat wisata kuliner dan ekonomi kreatif.
Baca Juga: Ketua TP PKK Probolinggo Ajak Perempuan Bangkit Lewat Semangat Kartini
Ia berkeinginan untuk mengubah trotoar sempit yang ada menjadi ruang refleksi ala Malioboro Yogyakarta yang semakin mendukung aktivitas pedagang kaki lima dan keramaian pengunjung.
Anggaran Terbatas untuk Jalan HOS Cokroaminoto
Namun, harapan tersebut belum dapat terwujud dalam waktu dekat. Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPR-PKP) Kota Probolinggo Setiorini Sayekti menyampaikan bahwa anggaran untuk pemeliharaan trotoar seluruh kota pada 2025 hanya mencapai Rp 500 juta. Jumlah ini jauh dari estimasi yang dibutuhkan untuk merevitalisasi trotoar Jalan Cokroaminoto secara menyeluruh.
Visi Pemerintah Kota untuk Trotoar Multifungsi
Wali Kota dr. Aminuddin melihat trotoar bukan sekadar jalur pejalan kaki, melainkan ruang publik yang kaya fungsi. Dengan pelebaran dan perbaikan material, trotoar yang nyaman diharapkan mampu menjadi panggung kegiatan ekonomi lokal. Serta beroperasi sebagai sentra angkringan hingga malam hari, serta menjadi jalur aman bagi pejalan kaki.
“Ada usulan agar Jalan Cokroaminoto diubah satu arah menuju selatan sehingga pembebasan ruang trotoar menjadi lebih leluasa. Dengan begitu, pedagang UMKM dapat meramaikan kawasan ini,” terang Wali Kota.
Hambatan Anggaran dan Alternatif Solusi
Menurut Setiorini Sayekti, rencana penataan trotoar sudah masuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2019–2024.
Namun, implementasi terganjal keterbatasan alokasi pada APBD tahun berjalan. Untuk tahun ini, fokus Pemkot masih pada pemeliharaan rutin, seperti perbaikan beton retak dan pengecatan marka trotoar.
Ia mengungkapkan dua jalur prioritas perbaikan. Dengan kawasan depan pasar tradisional di sepanjang Jalan Cokroaminoto dan trotoar yang berlubang dekat sejumlah pusat kuliner. Upaya efisiensi anggaran diarahkan pada penanganan kerusakan parah terlebih dahulu.
Antusiasme Pelaku UMKM
Pelaku UMKM di kawasan Kanigaran menyambut baik wacana penataan trotoar. Rina, pemilik warung kopi di dekat Alun-alun Kota Probolinggo, berharap trotoar yang lebih lebar akan menarik lebih banyak pengunjung ke lapak mereka.
“Trotoar sekarang sempit, susah untuk berjualan dan pejalan kaki bisa saling bertabrakan. Kalau dilebarkan, kami juga bisa menambah kursi dan meja sederhana,” katanya.
Langkah Berikutnya dan Harapan Warga
Pihak Pemerintah Kota berencana mengajukan revisi anggaran atau menggalang dana melalui skema Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan lokal untuk mendanai sebagian proyek. Rencana teknis detil meliputi peta koordinat pemasangan tukang, jenis material non-slip, dan sauna jalan minimalis.
Meski demikian, warga dan pelaku UMKM berharap agar trotoar yang semula hanya ukuran 1,2 meter ini dapat segera diubah menjadi ruang publik multifungsi.
Mereka percaya bahwa investasi jangka panjang dalam infrastruktur pejalan kaki akan membawa dampak ekonomi dan sosial positif, meningkatkan citra Kota Probolinggo sebagai destinasi wisata kuliner.
Impian mengubah trotoar Jalan Cokroaminoto menjadi ruang publik bergaya Malioboro perlu ditopang oleh komitmen anggaran dan koordinasi lintas dinas. (duh/PGN)
Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News