Type to search

News

Jalur Bremi Kawasan Argopuro Probolinggo Resmi Dibuka

Share
Mulai Tanggal 21 Juli 2025, Jalur pendakian Bremi di Kawasan Gunung Argopuro, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo dibuka untuk umum

SUARAGONG.COM – Mulai 21 Juli 2025, jalur pendakian Bremi di Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo, yang merupakan akses utama menuju kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang atau Argopuro, resmi dibuka kembali untuk umum. Keputusan ini diumumkan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur melalui surat edaran resmi serta unggahan di media sosial mereka.

Jalur Bremi Kawasan Argopuro Probolinggo Resmi Dibuka untuk Umum

Pembukaan ini menandai kembalinya akses publik ke salah satu kawasan konservasi penting di Jawa Timur untuk kegiatan wisata alam terbatas, pendidikan lingkungan, dan penelitian. Jalur Bremi dikenal sebagai rute favorit para pendaki karena menawarkan pemandangan yang memukau serta akses langsung ke situs-situs penting seperti Danau Taman Hidup, Candi Rengganis, dan padang savana Cikasur.

Langkah pembukaan kembali jalur Bremi merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan pelayanan publik sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kawasan konservasi. BBKSDA Jawa Timur menyebutkan bahwa kegiatan yang diizinkan meliputi pendakian, pengamatan satwa, penelitian ilmiah, dan pendidikan lingkungan yang sesuai dengan protokol konservasi.

Dilansir Suaragong.com dari akun Instagram @bksdajawatimur, pembukaan kembali jalur ini ditujukan untuk mendukung pelestarian lingkungan yang berkelanjutan melalui keterlibatan langsung masyarakat dan komunitas pecinta alam.

Pengelolaan dan SOP Ketat Demi Konservasi

Meski kembali dibuka, kunjungan ke jalur Bremi tetap harus mengikuti prosedur ketat. Pengunjung wajib melakukan registrasi daring dan mengikuti briefing konservasi sebelum memasuki kawasan. Selain itu, larangan keras diberlakukan terhadap aktivitas yang dapat merusak lingkungan, seperti membuang sampah, membuat api unggun sembarangan, hingga membawa senjata tajam dan bahan kimia.

“Pembukaan ini tidak serta merta bebas tanpa aturan. Justru kami ingin menjadikan momen ini sebagai sarana edukasi bahwa kawasan konservasi harus dijaga bersama.” Jelas Kepala BBKSDA Jawa Timur, dikutip dari unggahan resmi.

Baca Juga : 11 Pendaki Tersesat di Bukit Lincing, Gunung Arjuno

Potensi Jalur Bremi sebagai Kawasan Wisata Edukatif

Jalur Bremi memiliki keunikan tersendiri dibanding jalur lain seperti Baderan di Situbondo. Selain aksesnya yang dekat dari pusat kota Probolinggo, jalur ini juga menawarkan variasi medan dan kekayaan hayati yang beragam. Kawasan ini menjadi habitat berbagai satwa endemik seperti lutung budeng, kijang, dan burung elang Jawa.

Tak hanya itu, pendaki juga dapat menemukan situs sejarah dan budaya di sepanjang perjalanan. Salah satunya adalah Candi Rengganis, peninggalan masa lalu yang menjadi bukti bahwa kawasan Argopuro pernah menjadi pusat peradaban.

BBKSDA menyebutkan, dalam waktu dekat mereka akan menggandeng lembaga pendidikan untuk menjadikan kawasan ini sebagai lokasi praktik lapangan. Serta pengembangan penelitian keanekaragaman hayati dan sejarah alam.

Untuk memastikan pengelolaan berkelanjutan, semua pengunjung yang ingin masuk melalui jalur Bremi diwajibkan melakukan reservasi. Bisa dilakukan melalui kanal resmi BBKSDA Jawa Timur. Kuota dibatasi per hari demi menjaga daya dukung lingkungan.

Pengelola juga menggandeng komunitas lokal di Desa Bremi sebagai mitra dalam penyediaan pemandu, logistik, hingga pengawasan di lapangan. Langkah ini menjadi bentuk kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sekitar dalam menjaga kelestarian kawasan.

Baca Juga : Evakuasi Turis Brasil, Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup Sementara

Pengawasan dan Harapan Jangka Panjang

Pengawasan aktivitas pengunjung dilakukan secara intensif oleh petugas BBKSDA dan relawan komunitas konservasi. Semua pengunjung diminta untuk menaati aturan serta menghindari aktivitas berisiko tinggi terhadap ekosistem.

Dengan pembukaan kembali jalur Bremi, diharapkan terjadi peningkatan minat terhadap wisata edukatif dan konservasi berbasis masyarakat. Pemerintah pun berharap kawasan ini tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga laboratorium alam terbuka bagi generasi muda dan akademisi. (DUh/aye)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *