Type to search

News

Jatim Perkuat Posisi sebagai Lumbung Pangan Nasional

Share
Provinsi Jawa Timur (Jatim) kembali menegaskan posisinya sebagai lumbung pangan nasional. Hal ini ditegaskan dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Bidang Pangan

SUARAGONG.COM – Provinsi Jawa Timur (Jatim) kembali menegaskan posisinya sebagai lumbung pangan nasional. Hal ini ditegaskan dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Bidang Pangan yang digelar di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (7/1/2025). Acara tersebut dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan.

Dalam Rangkaian Rapat tersebut membahas mengenai target pencapaian serta rencana strategis untuk tahun 2025. Dalam rapat juga menggaet bersama Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Desa, dan sejumlah lembaga terkait.

Komitmen Jatim Untuk Menjadi Lumbung Pangan Nasional

Salah satu keputusan penting adalah komitmen untuk tidak mengimpor beras, gula konsumsi, jagung untuk pakan ternak, maupun garam konsumsi sepanjang tahun 2025. “Ini langkah bersejarah. Berapa pun produksi gabah dan jagung petani akan ditampung sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah,” tegas Zulkifli Hasan.

Diambil dari Keterangan Diskominfo Jatim. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengungkapkan target tanam padi Jatim tahun 2025 mencapai 2,75 juta hektar dengan kebutuhan benih sebesar 68.719 ton. Provinsi ini juga mendapat alokasi pupuk bersubsidi terbesar secara nasional sebesar 1,88 juta ton, terdiri dari Urea, NPK, dan pupuk organik.

Pada 2024, Jawa Timur menghasilkan 9,23 juta ton padi, setara 5,31 juta ton beras, atau 17,56% dari kebutuhan nasional. Jagung juga mencatat produksi signifikan sebesar 4,49 juta ton pipilan kering, sementara sektor daging, susu, dan telur menunjukkan surplus.

Perikanan dan Desa sebagai Pilar Ketahanan Pangan

Sektor perikanan juga menjadi andalan Jawa Timur. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mencatat produksi perikanan budidaya pada 2020–2023 rata-rata mencapai 598 ribu ton, lebih tinggi dibandingkan perikanan tangkap yang mencapai 536 ribu ton. Tahun ini, total produksi diproyeksikan mencapai 1,19 juta ton dengan nilai ekonomi Rp27,46 triliun.

Menteri Desa, Yandri Susanto, menekankan pentingnya peran desa dalam memperkuat ketahanan pangan. Regulasi tahun 2025 mengamanatkan 20% dana desa dialokasikan untuk program ketahanan pangan sesuai potensi lokal. “Desa dapat menjadi pilar utama untuk memastikan ketersediaan pangan berkelanjutan,” jelas Yandri.

Baca Juga : Bapanas Ingatkan Pemda Perkuat Stok Pangan untuk Antisipasi Cuaca Ekstrem

Stabilitas Harga dan Diversifikasi Pangan

Menteri Perdagangan, Budi Santoso, mengapresiasi stabilitas harga barang pokok di Jatim, meski beberapa komoditas seperti cabai, telur ayam, dan bawang merah mengalami kenaikan. “Stabilitas ini penting karena Jatim merupakan sentra produksi sekaligus pemasok utama ke wilayah Indonesia timur,” ujarnya.

Rakortas juga menghasilkan komitmen untuk diversifikasi pangan, penyerapan hasil panen dengan harga layak, serta pengembangan teknologi di sektor pertanian dan perikanan guna meningkatkan produktivitas dan daya saing. (aye)

Baca Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News.

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *