Jawa Timur Dukung Kebijakan Zulhas: Wujudkan Swasembada Pangan
Share

SUARAGONG.COM – Menteri Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan, mendorong pemerintah daerah di Jawa Timur (Jatim) untuk meningkatkan produksi padi guna mencapai target swasembada pangan nasional. Dalam Rapat Koordinasi Pangan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Zulhas menegaskan bahwa pemerintah pusat menargetkan swasembada pangan bisa terwujud lebih cepat dari rencana awal.
“Presiden menginstruksikan agar swasembada pangan tercapai paling lambat 2027, lebih cepat dari target sebelumnya di 2029. Untuk itu, berbagai hambatan harus segera dikoordinasikan karena kita tidak bisa bekerja sendiri,” ujar Zulhas.
Zulhas Dorong Jatim Tingkatkan Produksi Padi: Wujudkan Swasembada Pangan
Saat ini, produksi padi nasional berkisar 52 hingga 54 juta ton per tahun dengan lahan baku sawah seluas 10 juta hektare. Jawa Timur, sebagai salah satu lumbung pangan utama, memiliki lahan baku sawah mencapai 1,6 juta hektare dengan produksi sekitar 1,2 juta ton.
Dukungan DPRD Jawa Timur
Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Sri Wahyuni, menyatakan dukungan penuh terhadap percepatan swasembada pangan ini. Menurutnya, program ini mendapat perhatian besar dari pemerintah pusat, yang tidak hanya memberikan bantuan bibit unggul, tetapi juga menambah alokasi pupuk subsidi bagi petani di Jawa Timur.
“Alhamdulillah, Pemprov Jatim sudah mulai mengimplementasikan program ini, terutama dalam penyediaan pupuk. Kami juga terus mendorong peningkatan penyuluhan pertanian di berbagai desa,” ungkap politisi Partai Demokrat tersebut.
Selain pupuk dan bibit unggul, Sri Wahyuni juga menyoroti pentingnya perbaikan sistem irigasi di Jawa Timur. Dari total 1,2 juta hektare lahan pertanian di Jatim, sebagian besar masih belum memiliki irigasi yang optimal. Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum akan mengalokasikan anggaran untuk meningkatkan irigasi di 2 juta hektare lahan sawah secara nasional.
“Irigasi yang baik akan membantu petani menghadapi musim kemarau dan mencegah banjir saat musim hujan. Ini sangat penting agar hasil panen bisa lebih optimal,” jelasnya.
Tidak Ada Impor Beras dan Jagung Tahun Ini
Selain upaya peningkatan produksi, Zulhas menegaskan bahwa pemerintah tidak akan melakukan impor beras, jagung, garam, dan gula tahun ini. Pemerintah akan memastikan harga hasil panen tetap stabil dengan mekanisme intervensi pasar.
“Harga gabah ditetapkan Rp6.500 per kg, sementara jagung Rp5.500 per kg. Jika produksi melimpah dan pasar tidak mampu menyerap, maka pemerintah yang akan membeli,” terang Zulhas.
Baca Juga : Jatim Gaspol! Gerakan Tanam Jagung Serentak di Blitar, Menuju Swasembada Pangan 2025
Sementara itu, Kementerian Pertanian juga berencana meningkatkan frekuensi tanam menjadi tiga kali dalam setahun untuk menggenjot hasil panen. Dengan anggaran desa yang mencapai Rp80 triliun, Sri Wahyuni optimistis Jawa Timur bisa mempertahankan statusnya sebagai lumbung pangan nasional.
“Ini momentum yang sangat baik bagi petani. Dengan dukungan pemerintah dan optimalisasi lahan, Jawa Timur bisa menjadi motor utama swasembada pangan nasional,” pungkasnya. (Wahyu/aye)
Baca Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News.