Kabupaten Probolinggo Jaga Harga Tembakau Tetap Stabil
Share

SUARAGONG.COM – Tembakau masih menjadi andalan utama bagi para petani di Kabupaten Probolinggo. Tak hanya menopang perekonomian daerah, komoditas ini juga menjadi tumpuan hidup ribuan kepala keluarga. Namun, menjaga agar hasil panen tetap menguntungkan bukan perkara menanam sebanyak-banyaknya, Justru sebaliknya, pemerintah daerah Probolinggo memilih untuk menahan diri.
Tahun ini, Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo memutuskan untuk mempertahankan luas lahan tembakau di angka 10.300 hektare—sama persis seperti tahun lalu. Keputusan ini bukan tanpa alasan. Menurut Kepala Dinas Pertanian, Arif Kurniadi, langkah ini diambil untuk menjaga keseimbangan antara produksi dan harga jual di pasaran.
“Harapan kami, luasan tidak bertambah. Kalau lahan makin luas, bisa-bisa produksi melonjak dan harga jatuh karena gudang beli dengan harga lebih murah,” jelas Arif, Sabtu (5/4/2025).
Baca Juga : Kodim 0820 Probolinggo Turun ke Sawah! Dukung Petani, Pastikan Gabah Terserap
Kelebihan Pasokan Menjadi Ancaman Tembakau Probolinggo
Saat harga tembakau sempat tembus lebih dari Rp70.000 per kilogram tahun lalu. Banyak petani tergoda untuk memperluas tanamannya. Tapi, Arif mengingatkan bahwa euforia itu bisa berdampak buruk jika berujung pada kelebihan pasokan. Hukum pasar berlaku: makin banyak barang, makin murah harganya—dan itu justru merugikan petani sendiri.
Untuk itulah, Dinas Pertanian aktif melakukan sosialisasi di 14 kecamatan penghasil tembakau. Pesannya sederhana tapi penting: jangan menambah lahan, tapi maksimalkan yang ada.
“Kalau pasokan bisa dijaga tetap, harga juga bisa tetap stabil. Petani tetap untung, kita semua senang,” tambah Arif.
Di sisi lain, kebijakan ini menunjukkan bahwa pertanian kini bukan cuma soal tanam dan panen. Strategi pasar, keseimbangan suplai-demand, dan edukasi petani mulai menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia pertanian modern.
Karena tidak semua petani punya akses informasi yang merata, pendekatan edukatif jadi andalan pemerintah daerah. Selain memberi pemahaman soal pentingnya keseimbangan produksi, pemerintah juga terus mendorong peningkatan produktivitas lewat bibit unggul, teknik tanam modern, dan akses pasar yang lebih luas.
Jadi, meskipun lahan tetap, harapan untuk hasil dan kesejahteraan yang lebih baik tetap tumbuh. Karena di balik kebijakan yang tampak “menahan diri”, ada tujuan besar: menjaga masa depan tembakau dan para petaninya tetap cerah. (Aye/sg)
Baca Juga Artikel Berita Terbaru Lainnya Dari Suaragong di Google News