Type to search

Kesehatan

Kasus Cacingan Terulang, Kemenkes Lakukan Investigasi

Share
Kasus cacingan kembali mencuat menimpa seorang balita berusia 1 tahun 8 bulan Asal Kabupaten Seluma, Bengkulu, Kemenkes Lakukan Investigasi

SUARAGONG.COM – Kasus cacingan berat kembali mencuat. Kali ini menimpa seorang balita berusia 1 tahun 8 bulan berinisial KNS asal Desa Sungai Petai, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma, Bengkulu. Anak malang itu harus dirawat intensif sejak 14 September 2025 dengan kondisi yang cukup mengkhawatirkan. Gejala yang dialami mulai dari demam, sesak, hingga keluarnya cacing dari hidung dan feses.

Lingkungan rumah pasien jauh dari kata layak. Lantai masih berupa tanah, tidak memiliki jendela, lembab, dan jarak sumber air bersih dengan septic tank kurang dari tiga meter. Kondisi ini membuat risiko kesehatan semakin tinggi.

Kasus Cacing Kembali Terjadi, Kemenkes Investigasi

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun langsung bergerak cepat. Kepala Biro Komunikasi Kemenkes Aji Muhawarman menegaskan, kasus ini menjadi bahan evaluasi lintas sektor. “Kasus ini memberikan pelajaran berharga. Investigasi bersama sudah dilakukan, dan tindak lanjut akan difokuskan pada efektivitas program, perbaikan lingkungan, serta pemantauan kesehatan anak,” ujarnya, dikutip dari Media Indonesia, Jumat (19/9/2025).

Hasil investigasi gabungan pada 17 September 2025 menemukan fakta lain: kakak pasien yang berusia 4 tahun juga mengalami kasus serupa. Saat ini ia dirawat di RS Ummi dengan diagnosis ascariasis dan gizi kurang.

Padahal, cakupan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Cacingan di Seluma tercatat 99 persen. Namun, ada celah dalam pemantauan kepatuhan minum obat. Obat cacing memang sudah diberikan kepada orang tua pasien saat posyandu pada Juli 2025, tetapi belum bisa dipastikan apakah obat tersebut benar-benar diminum.

Baca Juga : Kabupaten Malang Pastikan Aman dari Kasus Cacingan

Program POPM Digencar

Sebagai tindak lanjut, Kemenkes memastikan program POPM tetap digencarkan dengan mekanisme obat diminum langsung di depan petugas. Upaya lain seperti penyuluhan berkala, kunjungan rumah, serta pemantauan balita yang tidak hadir di posyandu juga akan diperkuat.

Tak hanya itu, pemerintah daerah bersama Baznas menyiapkan program bedah rumah untuk memperbaiki kondisi tempat tinggal keluarga pasien. Kemenko PMK juga memastikan koordinasi lintas sektor berjalan agar perbaikan kesehatan dan lingkungan bisa berkelanjutan.

Kasus ini menjadi alarm serius bahwa upaya pencegahan tak cukup hanya pada distribusi obat, melainkan juga kepatuhan, pemantauan, dan perbaikan lingkungan hidup masyarakat. (Aye/sg)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69