Kemenag Jombang Gelar Diklat Bahasa Inggris untuk Guru MI
Share
SUARAGONG.COM – Sebanyak 169 guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) negeri maupun swasta di Kabupaten Jombang mengikuti diklat penguatan kompetensi bahasa Inggris. Kegiatan yang digelar Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Jombang bekerja sama dengan LKP World English, Kampung Inggris Pare, Kediri ini berlangsung di Gedung Kesenian Jombang, Selasa (23/9/2025).
169 guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ikuti Diklat Bahasa Inggris
Kepala Kemenag Jombang, Muhajir, menegaskan bahwa diklat ini sejalan dengan moto “Madrasah Maju Bermutu Mendunia.” Menurutnya, pembelajaran di madrasah ke depan harus berani menggunakan bahasa asing, khususnya Inggris dan Arab.
“Kita sangat berharap pembelajaran di semua jenjang madrasah nanti sudah menggunakan bahasa asing, terutama Inggris dan Arab,” ujarnya.
Baca Juga :Pelatihan Koperasi Desa Probolinggo
Fakta Lapangan
Namun, Muhajir juga tak menutup mata soal ironi di lapangan. Meski siswa sudah belajar bahasa Arab dan Inggris bertahun-tahun, hasilnya jauh dari harapan.
“Faktanya, meskipun pembelajaran bahasa Arab-Inggris sudah dimulai sejak MI hingga Aliyah, dengan sekian ratus jam pelajaran, nyatanya anak-anak begitu lulus masih belum bisa berkomunikasi. Makanya perlu dievaluasi,” jelasnya blak-blakan.
Diklat ini, kata Muhajir, diharapkan mampu memperkuat kemampuan guru dalam mengajar. Targetnya, bahasa Inggris tidak lagi menjadi momok, tetapi bisa menjadi pelajaran yang menyenangkan. “Kami berharap dengan kegiatan ini, kompetensi guru-guru bahasa Inggris meningkat, sehingga pembelajaran di madrasah menjadi lebih menyenangkan,” pungkasnya.
Meski program ini patut diapresiasi, publik tentu masih menyimpan pertanyaan klasik: apakah diklat semacam ini akan membawa perubahan nyata, atau sekadar menambah daftar panjang seremoni dengan jargon indah? Siswa madrasah sudah lama dijejali jam pelajaran bahasa asing, tapi hasil akhirnya masih jauh dari “mendunia.”
Madrasah memang punya moto besar, tapi seperti kata Muhajir sendiri, tanpa evaluasi serius, “Madrasah Maju Bermutu Mendunia” bisa saja berhenti hanya sebagai slogan yang dipajang di spanduk, bukan kenyataan di ruang kelas. (Ale/sg)

