Type to search

Jombang

Harga Beras Naik di Jombang DPRD Desak Operasi Pasar Segera Dilakukan

Share
kenaikan harga beras Jombang

SUARAGONG.COM – Kenaikan harga beras di Jombang dalam beberapa minggu terakhir bikin masyarakat makin cemas. Harga yang terus merangkak naik membuat para ibu rumah tangga dan pelaku usaha kuliner kecil terpaksa mengencangkan ikat pinggang.

Di tengah kebutuhan pokok yang tinggi, lonjakan harga beras menjadi pukulan telak bagi ekonomi rumah tangga. Menyikapi kondisi ini, Komisi B DPRD Jombang tak tinggal diam. Wakil Ketua Komisi B, Ama Siswanto, secara terbuka mendesak Pemerintah Kabupaten Jombang agar segera menggelar operasi pasar (OP) untuk meredam gejolak harga yang terus meningkat sejak Juni lalu.

“Memang kenaikan ini terjadi di banyak daerah, tapi kami minta Pemkab Jombang segera bergerak. Operasi pasar adalah solusi darurat yang harus diambil,” tegas Ama saat dikonfirmasi.

DPRD Minta Investigasi Penyebab Kenaikan Harga Beras

Tak hanya mendorong operasi pasar, Ama Siswanto dari Fraksi PDI Perjuangan juga menyoroti perlunya pengawasan distribusi dan stok beras oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagrin) Jombang. Ia curiga bahwa ada faktor lain selain musim panen yang belum tiba.

“Jangan-jangan ada oknum spekulan yang bermain. Ini harus ditelusuri,” ujarnya.

Menurutnya, distribusi yang tidak lancar atau adanya penimbunan stok bisa menjadi penyebab kenaikan harga yang tidak wajar. Oleh karena itu, pengawasan langsung ke pasar-pasar tradisional wajib dilakukan secara berkala, terutama dalam kondisi rawan seperti ini.

Baca juga: RI Bangun 25.000 Gudang Darurat Tampung Beras, Stok CBP Tembus 3,6 Juta Ton

Harga Beras Premium Tembus Rp 16 Ribu/kg, UMKM Kian Tertekan

Pantauan di Pasar Legi Jombang menunjukkan tren kenaikan yang cukup tajam. Salah satu pedagang, Luluk Hidayati, mengungkap bahwa harga beras medium seperti Ciherang naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.000 per kilogram sejak Juni. Sementara beras premium seperti Bramu bahkan sudah menyentuh harga Rp 16.000/kg.

“Naiknya bertahap, dari Rp 12.500 ke Rp 13.000, lalu jadi Rp 14.000. Sekarang malah sampai Rp 16.000 untuk beras premium,” jelas Luluk.

Kondisi ini membuat pelaku UMKM kuliner terjepit. Mereka harus mempertahankan harga jual agar tetap terjangkau, tapi di sisi lain biaya produksi makin tinggi. Margin keuntungan menipis, dan jika ini terus berlangsung, daya beli masyarakat bisa melemah dan menghambat perputaran ekonomi lokal.

Baca juga: Studi Ungkap Kandungan Arsenik Lebih Tinggi pada Beras Merah

Kenaikan harga beras di Jombang bukan hanya soal angka di pasar, tapi juga menyangkut hajat hidup masyarakat. Desakan dari DPRD agar dilakukan operasi pasar dan investigasi penyebabnya adalah langkah penting untuk mengembalikan stabilitas harga.

Masyarakat, khususnya kalangan menengah ke bawah dan pelaku UMKM, sangat berharap ada solusi konkret dari pemerintah daerah. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin krisis kecil ini bisa berdampak lebih luas pada ekonomi daerah. (rfr/dny)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *