Kepergian Ibunda Raisa yang Bikin Haru
Share
SUARAGONG.COM – Pagi itu (29 November 2025) dunia hiburan dan fans ramai gempar saat Raisa Andriana, lewat unggahan di Instagram keluarga, mengabarkan kepergian sang ibunda Raisa meninggal dunia Ria Mariaty. Sang kakak, Rinaldi Nurpratama, menulis bahwa
“Ibu/almarhumah Ria Mariaty Binti Rachmat Ardiwinangoen telah berpulang ke Rahmatullah pada hari ini pukul 07.19 WIB di RS Dharmais.”
Jenazah kemudian dibawa ke rumah duka di kawasan Cinere, Depok. Tempat keluarga memohon doa dari kerabat, sahabat, dan semua yang mengenal beliau agar amal ibadah almarhumah diterima di sisi-Nya.
Kronik Perjuangan yang Menyentuh
Ria Mariaty dikabarkan telah lama berjuang melawan kanker paru-paru stadium lanjut tepatnya sejak akhir 2024. Ketika keluarganya mendapat diagnosis bahwa penyakit ini sudah menyebar hingga ke beberapa tulang.
Pada April 2025 sang ibu menjalani kemoterapi, kemudian dilanjutkan dengan rangkaian imunoterapi sebanyak 11 sesi. Pada 11 September 2025, hasil PET scan sempat menunjukkan perkembangan sebagian besar sel kanker dinyatakan tidak aktif. Hanya menyisakan sedikit yang aktif memberikan harapan bagi keluarga.
Namun tak lama kemudian kondisi memburuk. Ria mulai merasakan sesak napas yang diperparah oleh riwayat asma dan pada 18 September harus menjalani imunoterapi ke-12 dalam kondisi lemah. Dalam perkembangannya, setelah beberapa hari tanpa ada perbaikan, pada 22 September ia dipindahkan ke HCU. Tak lama berselang, tiga hari kemudian, sesaknya makin parah hingga tim medis memutuskan memasang ventilator.
Prosedur bronkoskopi mengungkap bahwa saluran napas hampir tertutup oleh sel kanker aktif. Untuk membuka kembali jalan napas, dilakukan cryosurgery, dan Ria dipindahkan ke RS Dharmais pada 25 September. Meskipun jalur napas berhasil dibersihkan, kondisi fisiknya tetap rapuh harus menjalani radioterapi, dengan ventilator belum bisa dilepas.
Perjuangan fisik dan mental yang berat ini, sungguh bikin terharu. Sebuah keluarga yang dapat menyaksikan langsung keteguhan seorang ibu tak menyerah meski kondisi terus menekan menunjukkan kekuatan cinta dan harapan yang luar biasa.
Baca juga: Sabrina Alatas Sosok di Balik Isu Selingkuhan Hamish Raisa?
Kenangan Manis Sekali Lagi Sebelum Perpisahan
Deretan foto & kenangan manis antara Raisa dan sang ibu sempat viral di media sosial. Dari potret Raisa kecil dalam dekapan sang ibu, ciuman hangat di pipi, sampai momen makan bareng sambil curhat hal-hal sederhana tapi penuh makna.
Setiap foto, setiap memory kecil itu sekarang berubah jadi kenangan berharga yang akan terus melekat di hati Raisa dan keluarganya. Lihat saja, bagaimana sosok Ria Mariaty tampil anggun dalam hijab, penuh kasih sayang jadi rumah, pelindung, dan sumber kekuatan bagi Raisa selama ini.
Bagi kita yang melihat dari jauh (fans, sahabat, netizen), kenangan itu jadi pengingat bahwa di balik gemerlap dunia hiburan, ada keluarga, cinta, dan rasa kehilangan yang nyata.
Baca juga: Appraisal Lahan Parkir Jombang untuk Tingkatkan PAD
Pelepasan Terakhir Turut Mengantar & Doa dari Banyak Hati
Pelayat mulai berdatangan ke rumah duka di Cinere, Depok, untuk memberi penghormatan terakhir. Suasana haru menghiasi kursi dipenuhi pelayat, bunga diletakkan, orang-orang berkumpul untuk saling menguatkan.
Dalam pemakaman, sosok Hamish Daud mantan suami Raisa juga turut hadir mengantar. Momen ini bikin publik ikut tersentuh, menandakan bahwa dalam duka, persaudaraan dan rasa kemanusiaan bisa melewati banyak hal.
Semua doa dan pesan dukungan mengalir deras dari sahabat artis, rekan kerja, penggemar, hingga orang-orang yang hanya sekadar peduli pada kisah kemanusiaan. Semoga segala doa baik dan dukungan itu jadi pendamping perjalanan terakhir Ria semoga tenang di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
Baca juga: Siapa Sih Sabrina Alatas? Chef Muda yang Ada Hubungan dengan Hamish Daud
Kenangan, Doa, dan Harapan Baru
Gak gampang sih nulis ini tanpa rasa haru. Tapi yakin deh, cerita tentang ibunda Raisa meninggal dunia ini bukan cuma soal duka lebih dari itu, tentang cinta tanpa syarat, keteguhan seorang ibu, dan betapa berharganya kehadiran keluarga.
Buah dari ingatan setiap tawa, pelukan, obrolan ringan sekarang berubah jadi warisan emosional yang tak ternilai harganya. Bagi Raisa, sahabat, dan kita yang mengikuti kisah ini dari jauh, semoga bisa terus menghargai orang tua, keluarga, dan setiap momen sederhana.
Doa menjadi penutup sekaligus harapan: semoga almarhumah diterima di sisi-Nya, keluarga diberi ketabahan, dan kita terus ingat bahwa dalam kesedihan pun, cinta dan kenangan bisa memberi kekuatan untuk bangkit. (dny)

