SUARAGONG.COM – Mungkin kamu sudah sering mendengar istilah “slow living” belakangan ini, tapi apa sih sebenarnya yang membuat banyak orang tertarik untuk menjalani gaya hidup ini? Dari pengalaman saya sendiri, saya bisa bilang kalau slow living bukan hanya tentang melambat, tetapi lebih kepada memahami apa yang benar-benar penting dalam hidup kita.
Dulu, saya adalah tipe orang yang selalu terburu-buru. Bangun pagi, bergegas ke kantor, terjebak dalam kemacetan, lalu pulang larut malam. Rasanya seperti berada di roda hamster yang tidak pernah berhenti. Suatu ketika, setelah satu minggu yang melelahkan, saya memutuskan untuk mengambil akhir pekan yang tenang. Tanpa agenda, hanya duduk di kafe kecil, menikmati secangkir kopi sambil membaca buku. Dan wow, itu adalah momen pencerahan. Saya menyadari betapa menyenangkannya hidup ini ketika kita memberi diri kita waktu untuk merasakan, menikmati, dan merenungkan.
Baca juga : Apa Itu Sustainable Living?
Memilih Kualitas daripada Kuantitas
Salah satu alasan besar mengapa banyak orang beralih ke slow living adalah kebutuhan untuk memilih kualitas daripada kuantitas. Dalam dunia yang semakin cepat ini, kita sering terjebak dalam siklus konsumsi yang tidak berkesudahan. Saya ingat saat berbelanja barang-barang yang sebenarnya tidak saya butuhkan hanya untuk merasa lebih baik. Namun, ketika saya mulai menerapkan prinsip slow living, saya jadi lebih selektif. Misalnya, saya memilih untuk membeli satu atau dua pakaian berkualitas daripada satu rak pakaian murah yang cepat rusak. Kualitas ini memberikan kepuasan yang lebih mendalam.
Menghargai Momen Kecil
Ketika saya mulai menjalani slow living, saya belajar untuk menghargai momen-momen kecil. Hal-hal seperti berjalan-jalan di taman, mendengarkan suara burung, atau bahkan hanya duduk tenang sambil menikmati angin sore, terasa lebih berarti. Ini mengingatkan saya bahwa hidup bukanlah tentang pencapaian besar, tetapi tentang kebahagiaan yang kita temukan dalam hal-hal sehari-hari. Dan tidak jarang, saya menemukan bahwa menghabiskan waktu di luar dengan alam membuat saya merasa lebih segar dan berenergi.
Koneksi yang Lebih Dalam
Slow living juga mengajarkan kita untuk membangun koneksi yang lebih dalam dengan orang-orang di sekitar kita. Ketika kita tidak terburu-buru, kita punya waktu untuk mendengarkan dan terhubung dengan orang lain. Saya ingat menghabiskan waktu dengan teman-teman dekat hanya untuk bercerita dan saling mendukung. Tanpa gangguan ponsel atau tekanan waktu, hubungan yang kami bangun menjadi lebih kuat. Saat ini, saya lebih menghargai waktu berkualitas dengan orang-orang terkasih daripada menghabiskan waktu untuk menghadiri berbagai acara sosial yang tidak terlalu berarti.
Baca juga : Gaya Hidup Frugal Living yang Trending di Kalangan Milenial
Mengurangi Stres dan Kecemasan
Salah satu pelajaran terbesar yang saya ambil dari slow living adalah mengurangi stres dan kecemasan. Dengan memberikan diri kita izin untuk melambat, kita bisa lebih fokus pada kesehatan mental kita. Dari pengalaman saya, waktu meditasi yang singkat setiap hari membuat saya merasa lebih tenang. Dengan mengambil napas dalam-dalam dan menyadari perasaan saya, saya bisa menghadapi tantangan sehari-hari dengan lebih baik.
Melalui pengalaman saya, saya menyadari bahwa slow living bukan hanya sebuah tren, tetapi bisa menjadi gaya hidup yang memperkaya kehidupan kita. Ketika kita memberi diri kita izin untuk melambat, kita bisa menemukan kebahagiaan dan makna dalam hal-hal kecil yang sering kita abaikan. Jadi, kenapa tidak mencoba untuk melambat sedikit dan melihat bagaimana itu mengubah perspektif hidup kamu? (acs)