Gaes !!! Kenapa Banyak Perusahaan Kurang Menyukai Gen Z? Ini Penyebab dan Tantangannya!
Share

SUARAGONG.COM – Gen Z, alias generasi yang lahir antara tahun 1997 sampai 2012, sekarang udah banyak banget yang mulai masuk dunia kerja. Dengan segala kelebihan dan potensi yang mereka bawa, nggak jarang juga Gen Z menghadapi tantangan yang bikin mereka merasa nggak dipahami, bahkan ada perusahaan yang nggak terlalu suka sama cara kerja mereka. Tapi, kenapa sih perusahaan kadang merasa kurang nyaman dengan Gen Z? Apa aja sih yang bikin mereka kesulitan di tempat kerja? Yuk, kita bahas lebih dalam!
1. Ekspektasi yang Tinggi, Tapi Belum Cukup Pengalaman
Salah satu alasan besar kenapa Gen Z bisa nggak disukai di tempat kerja adalah ekspektasi yang terlalu tinggi. Banyak banget dari kita yang baru mulai kerja, tapi udah berharap untuk naik jabatan atau dapet salary yang besar dalam waktu singkat. Memang, kita hidup di zaman serba cepat dengan teknologi yang berkembang pesat, jadi pengen segala sesuatu berjalan cepat itu wajar. Tapi, bagi perusahaan, hal ini kadang dianggap sebagai sikap yang nggak realistis, terutama kalau pengalaman kerja kita belum terlalu banyak.
Di sisi lain, Gen Z sering kali merasa nggak sabar dan ingin segala sesuatu terjadi secepat mungkin. Padahal, di dunia kerja, semuanya butuh waktu dan proses. Nggak jarang, perusahaan merasa Gen Z terlalu terburu-buru atau nggak sabar untuk belajar lebih dalam tentang pekerjaan sebelum menginginkan sesuatu yang lebih besar.
2. Kurangnya Keterampilan Komunikasi Langsung
Generasi Z terkenal dengan kemampuannya dalam berkomunikasi lewat digitalādari chat, email, DM Instagram, atau video call. Tapi, masalahnya, nggak semua komunikasi bisa dilakukan lewat layar. Ketika Gen Z masuk ke dunia kerja, mereka seringkali mengalami kesulitan saat harus berkomunikasi secara langsung, terutama dengan atasan atau rekan kerja yang lebih senior.
Banyak Gen Z yang nggak terlalu terbiasa dengan komunikasi tatap muka atau percakapan formal, yang dianggap sangat penting di beberapa lingkungan kerja. Mereka mungkin lebih nyaman mengirim pesan lewat chat atau email, tapi di dunia kerja yang lebih formal, kemampuan berbicara langsung, memimpin rapat, atau berdiskusi tatap muka itu sangat dibutuhkan.
3. Keterbatasan Kemampuan Manajemen Waktu
Di usia yang masih muda, banyak Gen Z yang belum sepenuhnya menguasai keterampilan manajemen waktu. Mereka sering kali terjebak dalam kebiasaan multitasking, yang sebenarnya bisa menurunkan produktivitas. Sebagai contoh, ketika harus mengerjakan beberapa tugas sekaligus atau terganggu oleh media sosial, mereka bisa kehilangan fokus.
Di dunia kerja, manajemen waktu itu sangat penting, terutama ketika ada deadline yang ketat atau tugas yang harus diselesaikan dalam waktu singkat. Perusahaan kadang merasa kesulitan saat Gen Z lebih fokus pada satu tugas kecil dan mengabaikan hal-hal besar yang harus diselesaikan terlebih dahulu.
4. Kurang Fleksibel dalam Menghadapi Kritik
Mungkin ini salah satu hal yang sering dikeluhkan oleh perusahaan tentang Gen Z. Banyak dari kita yang tumbuh di lingkungan di mana umpan balik (feedback) itu cenderung positif dan menguatkan. Kalau ada kritik, kita sering merasa tersinggung atau kecewa, padahal itu adalah cara orang untuk memberikan saran agar kita bisa lebih baik.
Di tempat kerja, kritik adalah bagian dari proses belajar. Tapi, Gen Z kadang kesulitan menerima kritik dengan lapang dada dan lebih cenderung merasa dihina atau diremehkan. Akibatnya, mereka sering merasa nggak nyaman dengan atasan atau rekan kerja yang memberikan kritik langsung. Padahal, kemampuan untuk menerima kritik adalah hal yang sangat penting dalam dunia profesional.
5. Masih Mencari Makna dalam Pekerjaan
Banyak Gen Z yang masuk ke dunia kerja dengan harapan untuk mendapatkan pekerjaan yang nggak cuma soal gaji. Tapi juga punya makna atau tujuan sosial yang lebih besar. Mereka lebih memilih bekerja di tempat yang menawarkan peluang untuk berkembang, berkontribusi pada masyarakat, atau bekerja di perusahaan dengan nilai yang sesuai dengan prinsip mereka.
Namun, hal ini kadang bertentangan dengan ekspektasi perusahaan. Banyak perusahaan yang fokus pada efisiensi dan keuntungan jangka pendek. Bukan pada tujuan sosial atau kesejahteraan karyawan. Akibatnya, Gen Z sering merasa kurang cocok dengan budaya perusahaan yang terlalu fokus pada target finansial tanpa memperhatikan faktor manusiawi. Perusahaan juga merasa kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan keinginan Gen Z yang ingin lebih banyak fleksibilitas atau nilai dalam pekerjaan mereka.
6. Harapan terhadap Fleksibilitas Kerja yang Lebih Tinggi
Gen Z sangat menghargai fleksibilitas, terutama dalam hal tempat kerja dan jam kerja. Bagi mereka, bekerja dari rumah atau memiliki jam kerja yang lebih fleksibel adalah hal yang penting untuk keseimbangan hidup dan pekerjaan. Namun, banyak perusahaan yang masih mempertahankan pola kerja tradisional yang mengharuskan karyawan untuk bekerja dari kantor dengan jam kerja yang ketat.
Hal ini sering kali menjadi sumber ketegangan antara Gen Z dan perusahaan, terutama jika perusahaan belum siap untuk mengakomodasi permintaan ini. Gen Z merasa bahwa dengan kemajuan teknologi, mereka bisa bekerja secara remote dan tetap produktif. Sementara perusahaan merasa khawatir bahwa fleksibilitas yang diberikan bisa mengurangi efisiensi kerja.
Baca juga: Ketergantungan Gen Z Terhadap Teknologi: Tantangan dan Dampaknya
Jadi, meskipun Gen Z punya banyak potensi besar, ada beberapa faktor yang bikin mereka kesulitan beradaptasi di tempat kerja. Dari ekspektasi yang terlalu tinggi, masalah komunikasi, hingga kurangnya keterampilan manajemen waktu. Semua ini bisa jadi tantangan yang dihadapi oleh generasi ini. Namun, bukan berarti Gen Z nggak bisa berkembang di dunia kerja. Dengan latihan, pengalaman, dan kesediaan untuk beradaptasi, Gen Z pasti bisa mengatasi semua tantangan ini dan sukses di dunia kerja.
Jadi, buat kamu yang termasuk Gen Z, jangan takut untuk terus belajar dan berkembang. Perusahaan mungkin punya tantangan dengan cara kerja kamu. Tapi selama kamu tetap terbuka untuk menerima masukan dan terus meningkatkan kemampuan, kamu pasti bisa menemukan tempat yang tepat untuk berkembang! (rfr)
Baca berita terupdate kami lainnya melaluiĀ google news