Malang, Suaragong – Kota Malang yang terkenal dengan keripik tempenya, saat ini lagi ngalamin kendala nih, gaes. Khususnya di kampung Sanan, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, yang menjadi pusat industri keripik tempe khas Malang. Kalau mampir ke sini, siap-siap deh, kamu bakal ketemu deretan usaha rumahan sampai outlet-outlet yang menjajakan keripik tempe di sepanjang jalan.
Salah satu yang terkenal dan jadi incaran wisatawan adalah Keripik Tempe Amanah. Usaha ini digawangi oleh seorang pria bernama Imam. Awalnya, keripik tempe Amanah ini cuma usaha rumahan biasa. Tapi berkat kerja keras dan kualitas produknya yang top, sekarang mereka sudah jadi salah satu pilihan utama oleh-oleh khas Malang.
Tapi jangan dikira perjalanan mereka mulus-mulus aja. Imam bercerita kalau mereka sering banget mengalami kendala dalam hal pemasaran. Salah satu toko pusat oleh-oleh terbesar di Malang, Lancar Jaya, cuma ambil sebagian kecil dari produksi mereka. Jadinya, mereka harus mencari pasar lain, seperti Kota Batu dan Kalimantan.
“Untuk pemasaran kita ada sales sendiri. Jadi distribusi kita ya cuma ke Kota Batu sama Kalimantan. Masalahnya, banyak toko oleh-oleh di sini yang cuma ambil sedikit dari kita. Jadi kita harus pintar-pintar cari pasar lain.” Kata Imam.
Harga kedelai yang nggak stabil juga jadi tantangan tersendiri. Kalau harga kedelai naik, mau nggak mau harga keripik tempe juga ikut naik buat nutup modal. Ini sering bikin pro dan kontra di masyarakat.
“Harga kedelai bisa sampai Rp 15.000 per kilogram, padahal biasanya cuma Rp 10.000-an. Sekarang aja udah Rp 10.500. Jadi harga keripik tempe kita per pack-nya Rp 7.500. Untungnya, penjualan masih stabil.” Tambahnya.
Baca juga : Pj Wali Kota Malang Kunjungi UMKM Keripik Sanan
Hamzah, salah satu karyawan pabrik keripik tempe Amanah yang sudah bekerja selama 5 tahun, juga mengungkapkan tantangan lainnya.
“Selain pemasaran yang sulit karena banyak pesaing, kadang juga susah dapat bahan baku kedelai. Distribusi kita paling jauh ya ke Kota Batu dan Kalimantan.” Ceritanya.
Di pabrik ini, mereka bisa menghabiskan sampai 1 ton kedelai dalam sehari. Prosesnya panjang, mulai dari perebusan kedelai dua kali, pembentukan lonjoran tempe yang butuh dua hari, sampai dipotong-potong dan digoreng dua kali. Total ada sekitar 30 orang yang terlibat dalam produksi ini, dan Hamzah sendiri adalah warga asli Sanan, sama seperti 8 karyawan lainnya di pabrik ini.
Jadi, buat kamu yang suka keripik tempe dan mau dukung usaha lokal, Keripik Tempe Amanah bisa jadi pilihan. Meski menghadapi berbagai tantangan, mereka tetap berusaha menyajikan yang terbaik. Siapa tahu, dengan dukungan kita, usaha ini bisa semakin berkembang dan dikenal lebih luas lagi. (rfr)