Romantis Jadi Arnakis: PSG Juara Liga Champions
Share

SUARAGONG.COM – Kemenangan Paris Saint-Germain (PSG) di final Liga Champions musim 2024/2025 seharusnya menjadi momen paling membahagiakan dalam sejarah klub. Namun, alih-alih menjadi malam penuh sukacita, suasana Paris justru berubah mencekam dengan kerusuhan, korban jiwa, dan kota yang luluh lantak oleh kekacauan.
Kerusuhan Usai Perayaan Kemenangan PSG di Final Liga Champions
Sabtu malam, 31 Mei 2025 waktu setempat, PSG berhasil mengalahkan Inter Milan di final yang berlangsung di Munich. Kemenangan ini menandai raihan trofi Liga Champions pertama dalam sejarah Les Parisiens, dan langsung disambut euforia luar biasa oleh ribuan pendukung mereka di seluruh penjuru Prancis.
Namun, pesta kemenangan itu hanya seumur jagung. Champs-Elysees, ikon kota Paris yang biasanya menjadi lokasi perayaan PSG, berubah menjadi medan bentrokan, kerusuhan terjadi pada Minggu malam (1/6). Ribuan fans PSG berkumpul dalam parade kemenangan, tetapi situasi segera berubah kacau.
Menurut laporan The Mirror, kerusuhan pecah setelah sebagian pendukung mulai melakukan tindakan anarkistis. Lemparan batu, botol, dan benda tumpul diarahkan ke aparat keamanan. Polisi antihuru-hara membalas dengan tembakan gas air mata, pentungan, bahkan menggunakan senjata api untuk membubarkan kelompok yang dinilai berbahaya.
Video-video yang tersebar di media sosial memperlihatkan warga sipil terjebak di tengah bentrokan. Beberapa mobil dirusak massa, dan sejumlah ruas jalan utama lumpuh total.
Baca Juga : Usai Kalah dari Persik Kediri, Aremania Lempari Batu ke Bus Pemain
Korban Jiwa dan Cedera di Sejumlah Kota
Tak hanya di Paris, kerusuhan juga menjalar ke kota-kota lain. Di Dax, seorang remaja 17 tahun dilaporkan tewas akibat ditikam saat merayakan kemenangan di zona fans resmi. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.
Satu korban jiwa lainnya tercatat di Paris. Seorang pria yang tengah merayakan kemenangan PSG tewas dalam kecelakaan skuter yang ditumpanginya.
Di Coutances, seorang petugas polisi mengalami luka berat akibat terkena ledakan petasan. Ia kini berada dalam kondisi koma dan menjalani perawatan intensif akibat cedera pada kepala dan mata.
Sementara itu di Grenoble, sebuah mobil yang kehilangan kendali saat melakukan aksi berbahaya di jalur trem menabrak sebuah keluarga muda. Empat orang terluka parah, tiga di antaranya dalam kondisi kritis.
Baca Juga : Sepak Bola Indonesia Masih Tidak Baik-Baik Saja
Pemerintah Prancis: “Kami Akan Tindak Tegas Pelaku Kekerasan”
Menteri Dalam Negeri Prancis Bruno Retailleau langsung angkat bicara. Dalam pernyataannya di platform X, ia menyebut para pelaku kekerasan sebagai “barbar” dan berjanji akan menindak tegas semua pelanggar hukum.
“Penggemar sejati PSG merayakan kemenangan dengan bangga. Tapi sekelompok barbar turun ke jalan untuk membuat kekacauan dan menyerang aparat keamanan,” tulis Retailleau.
Ia juga menyampaikan simpati kepada para korban, baik warga sipil maupun aparat, serta menegaskan pentingnya menjaga keamanan dan nilai persatuan dalam setiap perayaan olahraga.
Malam yang seharusnya menjadi sejarah manis bagi PSG dan kota Paris justru berubah menjadi babak kelam yang menyisakan luka dan duka. Sepak bola, yang semestinya menyatukan, kembali dikotori oleh kekerasan yang tak seharusnya terjadi. (Aye)