Kesiapsiagaan Bencana di Bondowoso Saat Musim Hujan
Share

SUARAGONG.COM – Musim hujan udah mulai datang nih, gaes! Pemkab Bondowoso lagi gaspol buat ningkatin kesiapsiagaan bencana di Bondowoso, terutama buat ngantisipasi potensi bencana hidrometeorologi yang bisa aja terjadi di wilayah mereka. Gak heran sih, soalnya tahun 2024 aja udah tercatat 180 kejadian bencana di Bondowoso. Lumayan bikin waspada, kan?
Pemkab Bondowoso Siaga Hadapi Musim Hujan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso udah standby bareng tim lintas sektor. Personel, alat-alat, sampai posko siaga semuanya udah dicek dan disiapin. Apelnya sendiri digelar di Alun-Alun Ki Bagus Asra, Jumat (17/10/2025). Di situ, semua elemen kayak TNI, Polri, relawan, dan instansi lain kumpul bareng buat ngecek kesiapan mereka.
Bupati Bondowoso, Abdul Hamid Wahid, juga sempet kasih sambutan. Intinya, beliau bilang kalau bencana emang gak bisa dihindari, tapi risikonya bisa banget diminimalisir asal semua pihak kompak dan siap siaga.
“Kita gak bisa ngelak dari bencana, tapi kita bisa ngecilin dampaknya lewat kedisiplinan dan kerja sama,” ujarnya.
Baca juga: Sekolah Rusak Akibat Gempa, Bupati Bondowoso Prioritaskan Perbaikan
Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci Kesiapsiagaan Bencana di Bondowoso
Bupati juga ngegas soal pentingnya kolaborasi lintas sektor. Jadi, bukan cuma BPBD aja yang kerja, tapi juga TNI/Polri, instansi teknis, relawan, dan tentu aja masyarakat. Semua harus punya peran aktif biar Bondowoso makin tangguh dan sigap kalau bencana datang tiba-tiba.
Selain itu, Pemkab juga fokus di pembaruan data dan peta rawan bencana, plus edukasi publik. Gak cuma teori, tapi juga latihan dan simulasi rutin biar masyarakat makin aware sama risiko bencana.
“Bondowoso tangguh itu bukan cuma slogan,” kata Bupati. “Tapi hasil kerja bareng semua pihak.”
Baca juga: 6 Pejabat Eselon II Pemkab Bondowoso Dilantik Bupati Hamid
Sistem Deteksi Dini dan Tantangan Anggaran
Nah, biar gak cuma reaktif, BPBD juga mulai masang sistem deteksi dini di titik-titik rawan bencana, terutama buat gempa bumi dan banjir. Cuma ya, masih ada PR besar. Beberapa alatnya masih manual dan belum full otomatis.
“Untuk gempa udah mulai jalan, tapi alatnya masih perlu upgrade. Yang lain masih semi-manual,” jelasnya.
Masalahnya, Pemkab lagi kena efek pengurangan anggaran sampai Rp60 miliar. Otomatis, beberapa rencana penguatan sistem jadi agak ketahan. Tapi tenang, mereka udah ajukan bantuan ke pemerintah pusat dan kabarnya sih, bakal ada dukungan tambahan.
Baca juga: Pelebaran Jalan Buduan–BTS Bondowoso Sudah Berprogres
Edukasi dan Mitigasi Sejak Dini
Di sisi lain, BPBD juga makin aktif ngenalin konsep Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di sekolah-sekolah. Mulai dari SD, SMP, sampai SMA/SMK, semuanya dikasih pemahaman tentang cara menghadapi bencana. Program ini penting banget biar generasi muda gak panik kalau suatu saat harus hadapi situasi darurat.
Plt Kepala BPBD Bondowoso, Kristianto Putro Prasojo, bilang kalau delapan jenis bencana berpotensi muncul pas musim hujan mulai dari banjir, longsor, sampai angin kencang. Menurut peta kerawanan, angin kencang sering banget muncul di Maesan, Tenggarang, Tapen, Kelabang, dan Cermee. Sementara banjir paling sering di Ijen dan Bondowoso. Makanya, early warning system juga dipasang di Kecamatan Ijen yang pernah kena banjir bandang tahun 2023 lalu.
Kristianto juga nambahin, masyarakat dan sekolah bakal rutin dapet pelatihan evakuasi biar tahu langkah yang bener kalau bencana beneran terjadi.
Baca juga: Bupati Bondowoso Resmikan Maple Tree School
Bondowoso Siap, Tapi Tetap Waspada
Intinya, kesiapsiagaan bencana di Bondowoso bukan cuma soal alat dan posko, tapi juga soal mental dan gotong royong. Semua pihak punya peran buat ngejaga keselamatan bareng-bareng.
“Insya Allah kita siap, tapi ya tetep berharap bencana gak kejadian,” tutup Bupati.
Bondowoso emang udah di mode siaga, tapi warga juga jangan leha-leha. Musim hujan bukan cuma soal romantis di bawah rintik, tapi juga soal siap mental dan fisik menghadapi segala kemungkinan. (abd/dny)