Type to search

Malang

Isu Ketahanan Pangan Indonesia

Share
rembukan energi ketahanan pangan dan isu ketahanan pangan indonesia

MALANG, SUARAGONG.COM – Siapa bilang ketahanan pangan itu cuma urusan petani, pejabat, atau tentara? Hari gini, semua orang punya peran  termasuk kita, para anak muda, mahasiswa, dan aktivis Gen Z yang katanya melek isu dan melek digital. Tapi, udahkah kita benar-benar paham, seberapa genting isu ketahanan pangan Indonesia buat masa depan kita?

Pangan& Energi Kunci Ketahanan Pangan Indonesia di Era Krisis

Ngomongin ketahanan pangan nggak bisa lepas dari isu energi. Dua hal ini ibarat nasi dan lauk nggak bisa dipisah. Kita sedang berada di masa transisi energi, dan jujur aja, banyak tantangan yang bikin kepala cenat-cenut. Harga energi terbarukan belum ramah kantong rakyat. UU Energi Baru Terbarukan (EBT) juga masih nangkring belum disahkan.

Di tengah kondisi ini, isu ketahanan pangan Indonesia jadi makin urgent. Apalagi lahan pertanian kita terus-terusan berkurang karena alih fungsi lahan. Air bersih pun distribusinya belum merata. Dan jumlah petani aktif? Semakin hari semakin dikit. Kalau kondisi ini dibiarkan, pertanyaannya besok kita makan apa?

Baca juga: Bupati Arifin Mapping Wilayah Trenggalek Bareng Green Blue Corporation Dari Korsel

Gen Z Cuma Ngonten atau Mau Turun Tangan?

Sebagai Gen Z yang doyan ngonten, sebenarnya kita punya peluang besar buat kontribusi. Nggak harus langsung jadi petani kok, tapi bisa lewat edukasi publik soal pangan, pemanfaatan lahan kosong, sampai kampanye tentang subsidi pupuk yang sering jadi polemik.

Pernah kepikiran belum, kalau kamu bisa bikin gerakan komunitas bertani urban di kampus? Atau ngajak warga sekitar buat tanam cabai di pot belakang rumah? Kecil sih, tapi itu langkah nyata.

Masalahnya, seringkali kita cuma ramai di isu viral. Ketika ada konflik atau perang global, baru deh sadar pentingnya swasembada pangan. Padahal negara lain sudah bersiap dari sekarang. TNI, Polri, bahkan kementerian sudah mulai ikut turun tangan bantu kedaulatan pangan. Masa kita diem aja?

wakil wakilota ali mutohirin sambutan mengenai isu ketahanan pangan indonesia

Ali Mutohirin Wakil Walkot Malang (sc: Irfan bakesbangpol jatim)

Kenapa Isu Ketahanan Pangan Indonesia Jadi Prioritas Presiden Prabowo?

Nggak heran kalau Presiden Prabowo langsung tancap gas soal isu ketahanan pangan Indonesia. Ketahanan pangan itu bagian dari pertahanan negara. Coba bayangin kalau Perang Dunia pecah apa kita siap? Gimana nasib rakyat kalau pasokan makanan terganggu kayak waktu pandemi kemarin?

Makanya, sekarang pemerintah bikin gebrakan satu juta hektar lahan pertanian disiapkan di Malang. Bahkan ada rekrutmen khusus TNI buat ketahanan pangan. Di Malang aja, punya 100 hektar lahan yang dipakai buat pertanian.

Dan lebih dari itu, muncul juga Koperasi Merah Putih (KMP), gerakan balik ke desa buat melawan dominasi ekonomi global. Ini bukan nostalgia zaman Bung Hatta, tapi solusi konkret biar ekonomi rakyat tetap stabil di tengah gempuran krisis global.

Baca juga: Prabowo Sebut Kenaikan Gaji Hakim 280 Persen Karena Efisiensi

Dari Aktivis Jadi Petani Idealisme Ketemu Aksi Nyata

Dulu, aktivis di Cipayung dibekali ideologi buat membela rakyat. Tapi sekarang, idealisme itu perlu dipraktikkan. Nggak harus semua jadi politisi. Kita butuh aktivis yang jadi petani, peternak, atau penggerak koperasi di desa-desa.

Kamu tahu nggak, banyak petani sekarang udah kaya raya? Alat-alat pertanian pakai drone, hasil panennya langsung dijual ke pasar digital. Bahkan di Malang, pedagang bakso bisa punya omzet Rp1 miliar per bulan! Dari mana tuh dagingnya? Ya dari peternak lokal. Tapi sebagian masih dari impor. Padahal kalau kita serius, kebutuhan pangan bisa disuplai dari dalam negeri.

Baca juga: UMKM Mapan di Kota Malang Mulai Dipajaki 10 Persen, Ini Ketentuannya

Bukan Cuma Gaya-Gayaan Saatnya Rekayasa Gerakan Baru

Kalau semua aktivis cuma rebutan kursi politik, lantas siapa yang bergerak di lapangan? Kepala daerah, menteri, presiden, semua jumlahnya terbatas. Tapi masalah bangsa nggak pernah selesai hanya dengan 33 menteri dan 1 presiden. Kita perlu ribuan orang yang kerja nyata, bukan cuma debat di medsos.

Ayo bikin gerakan! Bentuk kelompok tani dari aktivis kampus, bangun jejaring distribusi hasil panen, manfaatkan hibah dari dinas-dinas. Dengan jejaring Gen Z yang luas dan kreatif, semua bisa direkayasa jadi gerakan kolektif.

Dari Kampus, Kita Bisa Ubah Nasib Bangsa

Ketahanan pangan Indonesia bukan soal jangka pendek. Ini soal nasib hidup kita semua dalam 5–10 tahun ke depan. Kalau kita nggak mulai sekarang, repot nantinya.

Kita bisa mulai dari hal kecil kampanye edukasi soal pangan, dukung petani lokal, atau bahkan ikut langsung menggerakkan koperasi. Karena di tengah ancaman global, hanya bangsa yang siap pangan dan energi yang bisa bertahan.

Jadi, masih mau cuma jadi penonton? Atau kamu siap jadi bagian dari solusi? (dny)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *