Type to search

News

Kethek, Kuliner Tradisional Kebumen yang Selalu “Nempel” Getuk

Share
Kalau Anda mampir ke Kebumen, Jawa Tengah, jangan sampai melewatkan mencicipi makanan tradisional yang satu ini: kethek.

SUARAGONG.COM  – Kalau Anda mampir ke Kebumen, Jawa Tengah, jangan sampai melewatkan mencicipi makanan tradisional yang satu ini: kethek. Meski namanya mengingatkan pada hewan monyet dalam bahasa Jawa, tenang saja, kethek ini bukan berasal dari satwa. Kuliner Khetek ini terbuat dari singkong parut yang diolah dengan sederhana. MEski begitu, Kuliner kebumen ini tetap saja menggugah selera.

Kuliner Sederhana Khas Kebumen: Kethek

Masyarakat Kebumen sudah lama mengenal kethek sebagai pasangan sejati dari getuk. Keduanya sama-sama berbahan dasar singkong, namun beda tekstur dan cara penyajian. Getuk dikenal lembut dan manis, sementara kethek punya tekstur lebih padat, bahkan bisa renyah jika digoreng.

Proses pembuatan kethek cukup mudah. Singkong diparut, diperas untuk mengurangi kadar air, lalu dicampur dengan kelapa parut, garam, dan sedikit gula. Adonan ini kemudian dibentuk bulat pipih dengan diameter sekitar 10 cm. Setelah itu, bisa langsung dikukus atau digoreng. Versi gorengnya biasa disebut kethek goreng dan digemari karena kerenyahannya.

Menariknya, kethek jarang dinikmati sendirian. Biasanya ia disandingkan dengan getuk, disajikan hangat dengan taburan kelapa parut di atasnya. Duet kuliner ini sering jadi pilihan sarapan warga Kebumen. Banyak pedagang keliling yang menjajakan kethek dan getuk sejak pagi hari untuk memenuhi selera pasar lokal.

Baca Juga : Mie Ongklok, Kuliner Khas Wonosobo yang Kaya Rempah dan Tradisi

Nilai Historis 

Lebih dari sekadar camilan, kethek juga punya nilai historis tersendiri. Saat panen padi tidak melimpah dan harga beras melonjak, kethek jadi alternatif makanan pokok yang menyelamatkan. Tak heran, makanan ini begitu lekat dengan masyarakat pedesaan di Kebumen.

Hingga kini, kethek masih mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional Kebumen. Bahkan, beberapa warung khusus tetap mempertahankan cara pembuatannya secara tradisional demi menjaga keaslian rasa dan teksturnya. Wisatawan pun mulai melirik kethek sebagai oleh-oleh khas saat berkunjung ke daerah ini.

Dari monyet hanya sekadar nama, dari singkong bisa jadi kuliner yang istimewa. Itulah kethek, warisan kuliner Kebumen yang patut terus dilestarikan. (Aye)

Tags:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *