Ketua DPRD Jatim: Hari Santri Bukan Sekadar Seremonial
Share

SUARAGONG.COM – Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur (Jatim), Musyafak Ro’uf, menilai peringatan Hari Santri merupakan momentum penting bagi seluruh elemen bangsa untuk melakukan refleksi dan evaluasi terhadap peran santri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya, keberadaan santri sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Bahkan jauh sebelum kemerdekaan.
Ketua DPRD Jatim: Hari Santri Jadi Momentum Refleksi dan Evaluasi
Ia berharap, Hari Santri dapat menjadi titik tolak bagi masyarakat untuk semakin menghargai dan memperkuat eksistensi pesantren di Indonesia.
“Santri bukan lagi dianggap sebagai sesuatu yang asing. Mereka adalah bagian dari pernik bangsa yang sejak dulu berperan aktif dalam perjuangan dan pembangunan,” ujar Musyafak di Surabaya, Selasa (8/10).
Musyafak juga menyinggung musibah yang menimpa Pondok Pesantren Al-Khoziny baru-baru ini. Ia mengingatkan agar setiap lembaga pendidikan pesantren tidak hanya berfokus pada jumlah santri, tetapi juga memperhatikan keamanan dan kesehatan lingkungan tempat tinggal mereka.
“Beberapa santri meninggal di Pondok Pesantren Al-Khoziny. Mudah-mudahan ini menjadi peringatan agar pondok pesantren tidak hanya memikirkan penerimaan santri, tapi juga menjamin keselamatan dan kesejahteraan mereka,” tegasnya.
Baca Juga : Program Makan Bergizi Gratis untuk Santri Jombang
Peranan Penting Pembentukan Akhlak Generasi Muda
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menambahkan, pesantren memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan akhlak generasi muda. Ia menilai pendidikan di pesantren lebih menekankan pembentukan moral dan keikhlasan dibandingkan pendidikan formal.
“Kalau di sekolah umum pelajaran agama hanya beberapa jam, di pesantren nilai akhlak dan budi pekerti diajarkan setiap hari. Santri itu patuh kepada guru dan kiai, karena mereka meyakini ada keberkahan di balik setiap perintah yang diberikan,” katanya.
Menjelang peringatan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober mendatang, Musyafak berharap masyarakat tidak memandang sebelah mata para santri, karena mereka telah banyak berkontribusi di berbagai bidang kehidupan, terutama di tingkat masyarakat bawah.
“Rata-rata tokoh agama dan tokoh masyarakat di desa adalah mantan santri. Jadi sudah sepatutnya kita memberi penghargaan dan dukungan bagi mereka,” ujar Musyafak.
Ia pun menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh santri dan berharap agar momentum Hari Santri dapat memperkuat semangat pengabdian para santri di seluruh Indonesia.
“Selamat Hari Santri. Semoga anak-anak yang mondok menjadi generasi sholeh, sholehah, dan membawa keberkahan bagi bangsa,” pungkasnya. (Wahyu/Aye)