SUARAGONG.COM – Pada Sabtu, 14 September 2024, Munaslub (Musyawarah Nasional Luar Biasa) Kadin Indonesia telah digelar. Dan hasilnya memutuskan Anindya Bakrie sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia yang baru. Namun, proses ini tidak berlangsung tanpa kontroversi. Akademisi Rocky Gerung mengungkapkan dugaan bahwa Munaslub tersebut adalah hasil rekayasa oleh kelompok tertentu yang berusaha menggulingkan Ketua Umum Kadin saat ini, Arsjad Rasjid. Menurut Rocky, rekayasa tersebut dilakukan untuk menempatkan sosok tertentu di pucuk pimpinan Kadin.
Rocky Gerung mengkritik keras langkah Munaslub yang dianggapnya sebagai upaya untuk mendongkel Arsjad Rasjid tanpa alasan yang sah. Dia menegaskan bahwa selama kepemimpinan Arsjad Rasjid, Kadin tidak mengalami kemunduran atau masalah yang signifikan yang bisa dijadikan alasan untuk melengserkannya. Rocky menyebutkan bahwa Munaslub tampaknya merupakan skenario yang dirancang untuk menggantikan Arsjad dengan menggunakan kekuatan finansial dan pengaruh politik.
“Munaslub itu direkayasa untuk melengserkan Arsjad Rasjid bukan karena dia melakukan kesalahan.” Ujar Rocky dalam keterangannya kepada wartawan pada Minggu, 15 September.
“Ini adalah rekayasa yang dilakukan dengan uang dan kepentingan dari kubu Anin.” Tambahnya, merujuk pada dugaan keterlibatan kelompok yang mendukung Anindya Bakrie.
Baca juga: 21 Ketua Kadin Indonesia Daerah Tolak Munaslub. Kenapa Nih?
Ungkap Kecurigaan
Rocky juga mengungkapkan kecurigaan bahwa pelaksanaan Munaslub ini mungkin mendapat dukungan dari pihak penguasa, mencurigai adanya campur tangan dari kekuatan politik yang lebih besar.
“Bagaimana mungkin Munaslub dapat dilakukan secara tiba-tiba dan lancar jika tidak ada dukungan dari penguasa?” Lanjut Rocky.
Dia menjelaskan bahwa perubahan kepemimpinan di organisasi seperti Kadin, partai politik, atau birokrasi sering kali dipengaruhi oleh siapa yang memiliki kuasa dan uang. Oleh karena itu, dia merasa ada manipulasi di balik pelaksanaan Munaslub ini.
Sementara itu, setelah terpilihnya Anindya Bakrie sebagai Ketua Umum Kadin yang baru, Anindya menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan pemerintah Presiden Joko Widodo serta pemerintahan mendatang yang dipimpin oleh Prabowo Subianto. Anindya juga membantah tudingan bahwa Munaslub yang memilihnya bertujuan untuk mengkudeta Arsjad Rasjid. Ia mengklaim bahwa Munaslub adalah inisiatif dari Kadin Daerah dan Anggota Luar Biasa (ALB), dan seluruh proses telah sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Kadin.
“Kami sampaikan semua yang dilakukan itu sesuai dengan AD/ART.” Kata Anindya saat konferensi pers di Menara Kadin, Jakarta Selatan, pada Minggu, 15 September.
Ia menegaskan bahwa pemilihan dirinya sebagai Ketua Umum baru adalah bagian dari proses internal Kadin yang sah.
Di sisi lain, Arsjad Rasjid menolak hasil Munaslub dan menyatakan bahwa keputusan tersebut tidak sah. Menurut Arsjad, Munaslub yang digelar pada 14 September melanggar aturan dan ditolak oleh 21 Kadin Provinsi. Arsjad berencana untuk menempuh jalur hukum terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam Munaslub tersebut. Karena dianggap tidak sesuai dengan AD/ART Kadin Indonesia.
Kontroversi ini menunjukkan ketegangan dalam tubuh Kadin Indonesia. Dimana perbedaan pandangan dan dugaan rekayasa politik mengemuka. Seiring berjalannya waktu, mungkin akan ada perkembangan lebih lanjut terkait sengketa ini dan dampaknya terhadap organisasi serta dunia usaha di Indonesia. (rfr)