Pengibaran Bendera Setengah Tiang
Selama masa berkabung, semua instansi pemerintah pusat, daerah, serta lembaga publik akan mengibarkan bendera setengah tiang sebagai simbol duka. Selain itu, pejabat publik diwajibkan mengenakan pita berkabung.
Pemerintah juga akan mendirikan altar peringatan bersama di beberapa lokasi, termasuk Bandara Internasional Muan, area lokasi kecelakaan, serta di 17 kota besar di seluruh negeri seperti Seoul, Sejong, Gwangju, dan Provinsi Jeolla Selatan.
Choi Sang-mok menyatakan Kabupaten Muan sebagai zona bencana khusus untuk mempercepat penanganan pascainsiden. Ia berjanji memberikan segala bentuk dukungan bagi keluarga korban, termasuk menugaskan pejabat khusus untuk membantu setiap keluarga yang terdampak.
“Kami akan memastikan para korban diidentifikasi secepat mungkin, sekaligus memberikan dukungan penuh bagi keluarga mereka,” tegas Choi dalam keterangannya.
Penyebab Kecelakaan: Serangan Burung dan Cuaca Buruk
Menurut laporan The Korea Herald, tragedi ini terjadi pada pukul 09.00 pagi waktu setempat, Minggu, 29 Desember 2024. Pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C 2216 mengalami kendala serius akibat kombinasi serangan burung (bird strike) dan cuaca buruk di rute penerbangannya.
Sebelum kecelakaan terjadi, pilot sempat memberikan isyarat mayday dan mencoba melakukan pendaratan darurat dengan teknik “pendaratan perut” karena roda pendaratan pesawat tidak dapat berfungsi. Namun, pesawat keluar dari landasan pacu, menabrak pagar pembatas, dan akhirnya terbakar hebat.
Baca juga : Puncak Pergerakan Penumpang Pesawat Hingga Natal 2024 Tercapai pada 22 Desember
Korban Jiwa: 179 dari 181 Penumpang Tewas
Kecelakaan ini menjadi salah satu tragedi penerbangan terburuk dalam sejarah Korea Selatan. Dari total 181 penumpang, sebanyak 179 jiwa dipastikan meninggal dunia, sementara hanya dua orang yang berhasil selamat.
Tragedi ini terjadi di tengah konflik politik yang sedang melanda Korea Selatan, menambah duka dan tekanan bagi negara tersebut. Penjabat Presiden Choi Sang-mok menyampaikan kesedihan dan penyesalan mendalam atas insiden ini, sembari menegaskan komitmen pemerintah untuk memastikan keamanan penerbangan di masa depan.
“Ini adalah masa sulit bagi kita semua. Kami memohon seluruh masyarakat Korea Selatan untuk bersatu, memberikan dukungan kepada para keluarga korban, dan mendoakan mereka yang telah pergi,” tutup Choi. (acs)