Type to search

Gaya Hidup Jombang

Kostum Karnaval Unik dari Lereng Anjasmoro Jombang

Share
Hari Suciono, warga Desa Panglungan, telah membuat banyak kostum-kostum unik yang kerap kali turun untuk memeriahkan karnaval jombang.

SUARAGONG.COM – Wonosalam, salah satu kecamatan di Kabupaten Jombang, tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya yang sejuk dan asri di lereng Gunung Anjasmoro, tapi juga jadi tempat berkumpulnya warga yang kreatif dan penuh ide luar biasa. Salah satunya adalah Hari Suciono, warga Desa Panglungan, yang sudah ahli membuat kostum-kostum unik dan kerap kali turun untuk memeriahkan karnaval jombang.

Kostum Karnaval Unik dari Lereng Anjasmoro Jombang

Sejak tahun 2017, Hari mulai menekuni pembuatan kostum karnaval berbahan dasar alam dan limbah. Awalnya, ia hanya iseng membuat kostum sendiri karena tak punya cukup modal untuk menyewa. Tapi siapa sangka, karya pertamanya justru mencuri perhatian dan sukses menang lomba karnaval tingkat RT.

”Waktu itu saya cuma pakai bahan seadanya dari sekitar rumah, ternyata malah menang,” kata Hari saat ditemui Rabu (16/7).

Hari meracik berbagai bahan seperti biji-bijian, bulu hewan, anyaman bambu, hingga barang bekas yang tak terpakai jadi satu kesatuan kostum yang unik dan memikat. Sejak saat itu, ia mulai menerima pesanan dari berbagai tempat.

”Awalnya coba-coba, lama-lama banyak yang order,” tambahnya.

Baca Juga : Gaes !!! Karnaval Budaya Nusantara Jember 2024

Proses Produksi yang Kreatif dan Berkelanjutan

Dalam membuat kostum, Hari mengaku selalu memulainya dengan membuat sketsa. Setelah itu, ia mulai memilih bahan sesuai kebutuhan dan menyusunnya hingga jadi kostum yang utuh. Untuk mempercantik tampilannya, ia juga menggunakan lem dan cat warna-warni.

Kostum yang dihasilkan pun bermacam-macam, dari yang bertema adat Dayak, Reog Ponorogo, sampai maskot ala kerajaan. Proses pengerjaannya bervariasi, tergantung tingkat kesulitan.

”Kalau yang simpel bisa selesai tiga sampai lima hari. Tapi kalau banyak ornamen dan detail, bisa sampai sebulan,” jelas Hari.

Limbah Jadi Cuan: Kreativitas yang Patut Dicontoh

Kisah Hari Suciono ini membuktikan bahwa kreativitas bisa muncul dari keterbatasan. Limbah dan bahan bekas yang awalnya tak punya nilai, di tangan orang kreatif seperti Hari bisa disulap jadi karya bernilai ekonomi tinggi.

Ia juga jadi inspirasi banyak warga untuk lebih bijak dalam memanfaatkan limbah rumah tangga. Dengan ide kreatif dan semangat pantang menyerah, Hari berhasil menjadikan kostum karnaval bukan hanya sarana ekspresi budaya, tapi juga peluang bisnis.

Jadi, siapa bilang limbah cuma jadi sampah? Di Wonosalam, limbah justru jadi modal berkarya dan ladang rezeki lho, gaes! (rfr/aye)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *