Probolinggo, Suaragong – Kota Angin, Anggur, dan Mangga (Bayuangga) julukan Kota Probolinggo terus gencarkan Zero Waste Zero Emission. Melalui foicus group discutiin (FGD) bersama Dirjen Kementetian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK ) RI dan Bench Mark secara daring di Command Center Kantor Wali Kota Probolinggo.
Acara daring dihadiri Penjabat Wali Kota Probolinggo Nurkholis, Sekdakot drg. Ninik Ira Wibawati, Staf Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi, dan Keuangan Slamet Swantoro, dan Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Wawan Sugyantono.
Menghadirkan narasumber Rossa Vivien Ratnawati selaku Direktur Jendral Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI. Dan Andina Novita Ta’an Direktorat Penanganan Sampah Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.
Moderator diskusi panel Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Retno Wandansari. Peserta sebanyak 60 orang, yakni 40 orang kepala perangkat daerah. Serta 20 orang pejabat struktural, dan pejabat fungsional Dinas Lingkungan Hidup Kota Probolinggo.
“Penanganan sampah di Kota Probolinggo cukup lumayan dengan jumlah 243.054 jiwa, timbulan sampah per hari 121.527 ton. Dan timbulan sampah setahun 44.357.355 ton. Artinya dibutuhkan penanganan cukup serius.” Ujar Pejabat Wali Kota Nurkholis, Rabu (31/07/2024).
Nurkholis mengatakan, bagaimana pengelolaan sampah, seperti apa solusi dan inovasinya yang digagas DLH untuk menangani timbulan sampah. Gagasannya, yakni Aksi Mitigasi Adaptasi Perubahan Iklim dengan Gerakan Perbanyak Biopori (SI EMAK NGEBOR) sehingga dapat menabung sampah dan air, Jemput Sampah Bank Sampah dan Jemput Sampah Organik (JE’ PANAS JE’ PANIK).
Baca juga : Abdul Wahid dan Gus Arbai Pimpin PCNU Probolinggo
Inovasi Kota Bayuangga
Selain itu, Probolinggo Pembatasan Penggunaan Plastik Sekali Pakai (PROBALISTIK), Pemanfaatan Limbah Tahu Sebagai Alternatif Bahan Bakar Murah dan Ramah Lingkungan (PELITA SI ABAH). Serta menjaga dan memperbanyak pohon dengan upaya menuju Zero Waste Zero Emission yang di dalamnya ada inovasi Buat Atasi Perubahan Iklim Serap Emisi Gas Rumah Kaca dengan Penanaman Pohon (BAPAK SREGEP).
“Tentunya arahan Dirjen dan narasumber sangat kami butuhkan sebagai tambahan informasi sehingga kami ke depannya lebih giat dan lebih baik lagi.” Tandasnya.
Sementara, dua narasumber memberikan apresiasi terhadap apa yang telah dilakukan oleh Pemkot Probolinggo.
“Hari ini kita sosialisasi jangan selesai sampai di sini, tapi harus diwujudkan dengan kerja – kerja yang konkrit. Jargon Zero Waste Zero Emission salah satu yang harus dihadapi Kota Probolinggo ini bagaimana mengelola sampah itu betul-betul di hulu dan hilirnya (TPA) itu hanya residu. Dan saya rasa pasti Kota Probolinggo bisa melakukan hal itu.” Ucap Rossa.
Lebih lanjut, Rossa meminta kerja sama semua pihak Kota Bayuangga ini untuk mewujudkan cita-cita bersama Zero Waste Zero Emission. Tidak hanya KLHK bekerjasama dengan Kementrian PUPR dan kementerian-kementerian yang lain, tapi juga pemerintah daerah punya peran penting.
“Tentu Pemkot Probolinggo tidak bisa bekerja sendiri tapi masyarakatnya juga harus sadar bahwa kita melakukan kegiatan janganlah kita menghasilkan sampah.” Tutur Rossa.
Terpisah, Direktorat Penanganan Sampah Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Andina Novita Ta’an membahas Tantangan Permasalahan Lingkungan, Hierarki Pengelolaan Sampah, Skenario dan Strategi Mewujudkan Zero Waste Zero Emission, Pengelolaan Sampah dan Keberlanjutannya. (hud/rfr)
Comments 1