MALANG, SUARAGONG.COM – Krisis air bersih di Kabupaten Malang terus bertambah. Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, hingga saat ini sudah ada tiga kecamatan di enam desa mengalami kelangkaan air bersih. Padahal sebelumnya hanya ada dua kecamatan di dua desa yang mengalami kelangkaan air bersih.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan mengatakan, setidaknya enam desa itu mendapat bantuang air bersih dari BPBD Kabupaten Malang.
Bahkan dari bantuan yang disalurkan, droping air bersih kali ini sudah menginjak yang ke 29 hari sejak tanggal 1 September 2023. Total liter air yang disalurkan hingga saat ini sebanyak kuranglebih 1.481.000 liter.
“Awalnya Kecamatan Singosari, tepatnya di Desa Kelampok dan Kecamatan Jabung Desa Jabung alami krisis air bersih,” katanya.
“Saat ini total sudah ada tiga kecamatan di enam desa yang sudah mengalami kelangkaan air. Yakni ketambahan Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe),” katanya Jumat (29/9/2023).
Dia mengatakan, di Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe), ada tiga desa yang terdampak. Meliputi Desa Kedungbanteng, kemudian Desa Sumbermanjing Wetan, dan terkahir Desa Sumber Agung.
Sehingga jika dijumlah, terdapat 1.405 kepala keluarga (KK) terdampak dalam krisis air bersih. Bencana ini terjadi akibat El-lino atau kemarau panjang yang melanda Kabupaten Malang.
Baca juga : Krisis Air di Sumberoto Landa Separuh Desa, Kapan Hujan Turun?
Sadono melanjutkan, tiap hari dibutuhkan sekitar 15 ribu liter air di tiap-tiap desa untuk memenuhi kebutuhan warga. Droping air bersih akan terus berlanjut hingga masa darurat air bersih di Kabupaten Malang berkahir.
“Untuk anggaran belanja tidak terduga (BTT) keadaan darurat bencana sebesar kurang lebih Rp5 miliar. Selama APBD mampu, maka kami belum mengajukan dana ke pusat. Dan anggaran BTT sepertinya masih mampu untuk droping air bersih,” pungkasnya. (nif/man)
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news