Kritik Tajam Pengamat Luar: Budaya Kerja Indonesia Kebanyakan Rapat
Share

Suaragong.com – Sebuah kritik tajam datang dari pengamat luar sekaligus executive headhunter dan HR consultant, Leigh McKiernon, yang menyoroti budaya kerja di Indonesia yang kebanyakan mengandalkan rapat.
Kritik Tajam Pengamat Luar: Budaya Kerja Indonesia Kebanyakan Rapat
Setelah enam tahun bekerja di Indonesia, McKiernon mengungkapkan bahwa banyak perusahaan dan institusi lebih banyak menghabiskan waktu dalam rapat daripada melakukan eksekusi yang nyata.
Menurutnya, orang Indonesia sering kali terlihat sibuk, tetapi sebenarnya tidak benar-benar bekerja. “Talk & talk, but never do!” ujarnya, menggambarkan fenomena di mana rapat-rapat panjang sering kali tidak menghasilkan implementasi nyata.
McKiernon juga mencatat bahwa hotel-hotel mewah di Jakarta sering menjadi tempat berbagai seminar dan pertemuan besar dengan tema ambisius seperti “Masa Depan Ekonomi Digital Indonesia” atau “Inovasi untuk Kemajuan.”
Namun, ironisnya, setelah pertemuan selesai, hasil dari diskusi sering kali tidak terlihat nyata.
Kritik ini semakin relevan dengan studi Harvard Business Review yang menemukan bahwa terlalu banyak rapat dapat menurunkan produktivitas.
Pekerja yang sering terlibat dalam pertemuan tanpa keputusan konkret dapat mengalami penurunan efektivitas kerja hingga 30%.
Kritik McKiernon ini menjadi peringatan tentang pentingnya fokus pada eksekusi, bukan sekadar pertemuan tanpa hasil yang jelas.
Baca Juga : Indonesia Airlines Belum Memiliki Izin Operasional
Jangan Lupa ikuti terus Informasi, Berita artikel paling Update dan Trending Di Media Suaragong !!!. Jangan lupa untuk ikuti Akun Sosial Media Suaragong agar tidak ketinggalan di : Instagram, Facebook, dan X (Twitter). (Fz).
Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News