Type to search

Jombang

Layar Tancap Hiburan Nostalgia yang Tetap Jadi Favorit Jombang

Share
Slamet Mujiono penyedia jasa layar tancap di Jombang

SUARAGONG.COM – Meski era digital semakin mendominasi, hiburan layar tancap atau bioskop keliling di Kabupaten Jombang nyatanya masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. Hiburan ini kerap hadir di acara hajatan, peringatan hari besar, hingga momen Agustusan. Salah satu pelaku yang menjaga tradisi ini adalah Slamet Mujiono (43), warga Dusun Kauman, Desa Kauman, Kecamatan Ngoro, Jombang.

Lewat usahanya bernama Surya Film, Slamet bukan hanya menawarkan tontonan, tapi juga mengajak penonton merasakan suasana nonton film tempo dulu. Mulai dari persiapan layar, tikar, hingga sound system di lapangan desa.

”Awalnya saya cuma koleksi pribadi,” ujar Slamet, Kamis (31/7/2025). Kecintaannya pada layar tancap tumbuh sejak kecil, saat ia terbiasa dengan suara berderak pita seluloid dan cahaya proyektor yang membelah malam.

Koleksi Film Langka dan Proyektor Jadul

Sejak 2010, Slamet mulai serius mengumpulkan proyektor dan rol film seluloid dari berbagai sumber, yakni pasar loak, kolektor, hingga bekas distributor film nasional. Kini, ia memiliki 83 judul film dari era 1970-an hingga awal 2000-an, termasuk film perjuangan legendaris seperti Pasukan Berani Mati dan Darah Garuda.

Selain itu, ia memiliki tiga unit proyektor jadul jenis Xenon yang masih berfungsi baik. Perawatannya tidak mudah karena suku cadang sudah langka.
”Mesin ini harus dijaga betul, kalau rusak susah cari gantinya,” ungkapnya.

Baca juga: Meriahkan HUT RI ke-80, Pemkab Jombang Gelar Lomba Olahraga Tradisional

Kembali Populer Pasca Pandemi

Pandemi yang mulai mereda pada 2021 menjadi titik balik bagi Slamet. Permintaan sewa layar tancap meningkat, bahkan datang dari Mojokerto dan Sidoarjo. Untuk sekali sewa, tarifnya berkisar Rp 800 ribu–Rp 1 juta, sudah termasuk tiga judul film, layar, sound system, serta operator.

”Bulan Agustus ini saja sudah ada empat booking untuk malam 17-an. Rata-rata mau putar film perjuangan biar suasana kampung lebih hidup,” kata Slamet.

Baca juga: Bupati Jombang Atur Ulang Penggunaan Sound Horeg

Layar Tancap sebagai Lifestyle dan Identitas Jombang

Di tengah maraknya layanan streaming, layar tancap tetap menawarkan kehangatan interaksi sosial. Anak-anak berlarian di bawah layar, orang tua duduk sambil menyeruput kopi, dan warga bercanda di sela adegan film. Bagi Slamet, ini bukan hanya bisnis, tapi juga bentuk pelestarian budaya populer Indonesia.

Ia berharap pemerintah daerah dan komunitas seni ikut mendukung, misalnya lewat festival layar tancap atau program pengarsipan film lama.

”Sayang kalau generasi sekarang tidak tahu bagaimana serunya nonton film bareng warga sekampung,” pungkasnya. (rfr)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69