Gaes !!! Demi Lestarikan Seni Topeng Malangan, Mahasiswa UMM Lakukan Campaign di Medsos
Share

SUARAGONG.COM – Untuk menjaga kelestarian budaya dibidang Seni Topeng Malangan, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prodi Ilmu Komunikasi menggelar kampanye kebudayaan di media sosial (Medsos). Campaign di media sosial ini bertujuan untuk menjaga kelestarian seni topeng di tengah gempuran modernisasi.Kampanye tersebut dimulai dari pengambilan video tentang sejarah Asmorobangun dan fitur merek baru.
Hasilnya akan diunggah di akun media sosial resmi Padepokan Seni Tari Topeng Malangan Asmorobangun yang terletak di Desa Karangpandan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Kampanye tersebut berlangsung dari (28/6/2023) hingga saat ini Senin (3/6/2023).
Reza Desty Kordinator WIB (Waktu Indonesia Berkarya) mengatakan, seni Topeng Malangan dikatakan terdapat nilai-nilai moral yang perlu diketahui secara luas. Hal itu diakui setelah melakukan praktek setiap karakter-karakter dari topeng tersebut.
“Setelah kita mencoba berlatih ternyata susah. Dan ada moral yang terkandung didalamnya yang harus diketahui publik,” katanya.
Baca Juga : Kini UMM Jalin Kolaborasi dengan King’s College London
Namun, belakangan ini seni Tari Topeng Malangan lambat laun mulai pudar. Seniman yang bergelut dibidang topeng diakui sangat menurun drastis ditambah lagi belum adanya bukti fisik dari warisan budaya ini. Sehingga membuat 30 persen sanggar Seni Tari Topeng Malangan tutup, vakum hingga gulung tikar.Kekhawatirannya ini memicu Tri Handoyo Pemilik Asmorobangun dan Mahasiswa UMM yang tergabung dalam kelompok WIB membuat perubahan ke arah digitalisasi kebudayaan berupa campaign di media sosial.
Salah satu mahasiswa Ramadhan personil WIB menjelaskan, kegiatan digitalisasi ini diberi nama Enggal Paningal. Nama Enggal Paningal berasal dari bahasa Jawa yang berarti “tampilan baru”. Acara ini akan mengunggah konten tentang sejarah Asmorobangun dan fitur merek baru yang akan ditawarkan dalam bahasa Inggris dan Thailand untuk menjangkau target pasar luar negeri dengan lebih baik.
“Kenapa bahasa Thailand? Karena budaya Topeng Malangan memiliki kesamaan dengan budaya Thailand, mulai dari arsitektur, relief, dan ukiran,” katanya.
Diharapkan, dengan adanya kegiatan tersebut produk budaya Topeng Malangan ini dekat dengan produk budaya Thailand dan dikenal masyarakat luas sehingga bisa menjadi primadona lagi.Tak hanya itu, tim WIB juga akan membuat penanda jalan dengan ornamen topeng.
Mereka akan melibatkan tim dan tukang dalam pembuatan tersebut. “Harapannya Topeng Malangan dan Asmorobangun dapat dikenal dunia dan lestari sehingga generasi mendatang dapat merasakan indahnya warisan budaya,” tutupnya. (cw2/man)
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news