Type to search

News

Gaes !!! Luluk dan Risma Serang Khofifah di Debat Pilgub Jatim

Share
Luluk dan Risma Serang Khofifah di Debat Pilgub Jatim

SUARAGONG.COM – Debat calon gubernur Jawa Timur yang diadakan pada 18 Oktober 2024 di Graha Unesa Surabaya menjadi sorotan publik, terutama saat dua kandidat, Luluk Nur Hamidah dan Tri Rismaharini, secara bersamaan mengkritik Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Fokus utama dari serangan mereka adalah ketidakpuasan terhadap perhatian Khofifah terhadap kesejahteraan masyarakat Madura.

Luluk, yang dikenal sebagai tokoh politik yang vokal, memulai serangannya dengan menyoroti marginalisasi masyarakat Madura. Dalam segmen keenam debat, ia mengajukan pertanyaan langsung kepada Khofifah mengenai langkah-langkah konkret yang diambil untuk meningkatkan kehidupan masyarakat di pulau tersebut.

“Kami merasa masyarakat Madura masih terpinggirkan. Apa yang sudah dilakukan untuk mereka?” Tanyanya.

Khofifah pun menjawab dengan menjelaskan berbagai infrastruktur yang telah dibangun selama masa kepemimpinannya. Dia menegaskan bahwa pembangunan fisik adalah salah satu prioritas yang telah dilakukan untuk meningkatkan akses dan mobilitas masyarakat Madura. Namun, jawaban tersebut tidak memuaskan Luluk.

“Jembatan Suramadu, misalnya, hanya menjadi jembatan rakyat, bukan jembatan ekonomi. Apa gunanya infrastruktur jika tidak bisa mengangkat perekonomian daerah?” Balas Luluk dengan tegas.

Ia kemudian menjelaskan bahwa Madura memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, seperti garam dan jagung, yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk hilirisasi. Namun, kenyataannya, Jawa Timur masih melakukan impor garam dari daerah lain.

“Setiap tahun kita impor garam triliunan rupiah, padahal sumber daya garam ada di depan mata. Ini jelas menunjukkan ada yang salah dalam kebijakan kita.” Ungkap Luluk, menekankan pentingnya untuk memanfaatkan potensi lokal demi kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Debat Publik Perdana Pilgub Jatim 2024

Risma Sepakat dengan Luluk

Tri Rismaharini, yang juga merupakan mantan Wali Kota Surabaya, sependapat dengan Luluk. Ia menambahkan bahwa masalah akses air bersih juga menjadi salah satu isu penting di Madura.

“Madura masih kekurangan air. Ini masalah mendasar yang harus diselesaikan. Selain itu, mengapa kita tidak mengembangkan garam menjadi produk industri? Kita juga memiliki tembakau yang bisa lebih dimanfaatkan.” Ujar Risma.

Risma juga menyoroti masalah pekerja imigran ilegal di Madura, yang menurutnya perlu diatasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

“Kita perlu melindungi masyarakat Madura dari imigran ilegal yang merugikan mereka. Ini juga harus menjadi perhatian kita ke depan.” Lanjutnya.

Debat perdana Pilgub Jatim ini memiliki enam segmen yang membahas berbagai isu penting, mulai dari infrastruktur hingga kesejahteraan sosial. Namun, perdebatan antara Luluk dan Risma terhadap Khofifah menjadi sorotan utama, terutama terkait isu marginalisasi masyarakat Madura.

Kritik yang disampaikan Luluk dan Risma ini menunjukkan adanya kekhawatiran yang mendalam mengenai kesejahteraan masyarakat Madura. Mereka berusaha untuk menarik perhatian pemilih dengan menyoroti bahwa pembangunan infrastruktur saja tidak cukup jika tidak diimbangi dengan upaya yang lebih serius untuk memberdayakan masyarakat.

Khofifah, di sisi lain, harus menghadapi tantangan untuk menjelaskan bagaimana rencana kerjanya ke depan dapat lebih menguntungkan masyarakat Madura. Terlepas dari jawaban yang diberikan, tantangan untuk membangun kepercayaan dari masyarakat Madura terhadap pemerintahannya tetap ada.

Debat ini menciptakan ruang bagi para calon untuk mengungkapkan visi dan misi mereka, serta membahas isu-isu yang selama ini kurang mendapat perhatian. Dengan demikian, masyarakat diharapkan bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai siapa calon yang benar-benar peduli dengan kesejahteraan mereka.

Kedua calon, Luluk dan Risma, telah menunjukkan ketajaman analisis dan keberanian dalam mengajukan kritik, yang mungkin menjadi salah satu faktor penentu dalam Pilgub Jatim 2024. Masyarakat Madura kini diharapkan dapat menilai dengan bijak siapa yang layak memimpin dan memperjuangkan nasib mereka ke depan. (rfr)

Baca Berita Terupdate lainnya melalui google news

Tags:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *