Malang, Suaragong – Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (Ikom UMM) saat ini aktif mengembangkan potensi berbagai daerah melalui branding. Ada puluhan daerah yang tengah digarap dalam aktivitas ini. Satu di antaranya adalah situs Pertirtaan Nawonggo, yang berada di Desa Ngawonggo, Kecamatan Tajinan, Malang. Kini, para pengunjung tidak hanya berwisata tapu juga bisa mempelajari proses asah, asih, dan asuh. Mereka juga mendapatkan makanan gratis tanpa perlu membayar.
Adapula Sang Kelana, mini cafe menggunakan VW Combi yang melakukan kampanye membeli kopi sambil menukar sampah. Kemudian juga Campervan Malang yang menyediakan sederet mobil tua autentic seperti VW Combi untuk wisatawan berkeliling hidden gem di Malang. Bahkan para mahasiswa Ikom UMM juga sukses menyelenggarakan event nasional bersama Komunitas sepeda onthel Indonesia (Kosti) Malang dan upgrade Kaliandra Batu Advanture yang menyajikan sarana menikmati pemandangan Jengkoang Batu dengan mengendarai Jeep.
Baca Juga : Mahasiswa UMM Sulap Limbah Kaset CD Jadi Panel Surya!
Berbagai karya ini salah satunya berawal dari keresahan dua dosen Ikom UMM Jamroji, S.Sos, M.Comms. dan Maharina Novia Zahro, M.Ikom. Mereka berkomitmen untuk mempersiapkan mahasiswa yang siap kerja ketika lulus. Maharina mengatakan, praktikum UMM yang menggaet klien dari luar kampus sudah berjalan sejak 2010 lalu. Setiap tahunnya, tim dosen Ilmu Komunikasi selalu mengarahkan mahasiswa untuk menemukan rumusan masalah serta penyelesaiannya.
”Salah satu cara kami untuk menciptakan inovasi baru adalah dengan menggabungkan dua proses praktikum. Pada praktikum tahap pertama, mahasiswa diminta melakukan riset hingga menghasilkan proposal. Kemudian pada tahap praktikum kedua di semester selanjutnya, mahasiswa dapat melakukan demo dari hasil riset dan proposal,” ucap Maharina.
Pada tahun ini, sistem praktikum yang dilaksanakan tidak menggunakan sistem tematik sehingga mahasiswa dapat lebih luas mencari relasi. Terhitung ada lebih dari 28 kelompok yang menggaet berbagai klien dari luar kampus. Setiap kelompok praktikum juga dibebaskan untuk mencari volunteer dari rekan mahasiswa lain untuk membantu pelaksanaan event.
Selain yang sudah disebutkan di atas, Maharina mengatakan bahwa proyek yang sedang dikembangkan tahun ini berfokus pada lokasi di Jawa Timur, utamanya Kota Malang. Misalnya seperti wisata Lumbung Stroberi, wisata Rumah Kelinci, Desa Bumiaji dan banyak tempat lainnya. Selain itu adapula Yayasan Rumah Kinasih di Blitar.
”Satu yang menarik adalah Yayasan Rumah Kinasih. Branding kami gencarkan karena yayasan tersebut menaungi saudara difabel. Saat ini tim mahasiswa melangusngkan aktivitas harian berupa batik ecoprint. Ternyata, kegiatan ini mnejadi salah satu terapi bagi teman-teman difabel. Omset yang didapat juga bisa bernilai ratusan juta tiap bulan,” katanya.
Maharina juga menjelaskan, keberhasilan setiap kelompok dalam menyelesaikan masalah bergantung pada bagaimana data, informasi dan hasil riset yang didapatkan. Sistem praktikum yang Ikom UMM lakukan ini tidak hanya sekadar menuntut kewajiban dan nilai bagi mahasiswa, namun juga tanggung jawab moral terhadap klien. Dosen Ilmu Komunikasi ini berharap, mahasiswa dapat memanfaatkan praktikum yang dilakukan dengan maksimal. Mengembangkan pengalaman serta ilmu dari segi soft skill maupun hard skill, sehingga nanti siap memasuki dunia kerja.
“Selain itu, kami berharap pada lokasi yang dikembangkan, agar dapat dijadikan tempat untuk saling belajar. Lebih penting lagi bisa memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” tutupnya. (*/red/man)