Type to search

Malang Pendidikan

Mahasiswa Tegaskan Peran Intelektual di Tengah Kericuhan

Share
Dibalik Ribuan mahasiswa dari berbagai kampus yang demo ini, mahasiswa tekankan 1 hal penting, yaitu Intelektual saat demonstrasi.

SUARAGONG.COM – Ribuan mahasiswa dari berbagai kampus kembali turun ke jalan dalam aksi demonstrasi di depan gedung DPR beberapa waktu lalu. Dengan membawa spanduk, poster, dan yel-yel lantang, mereka menyuarakan keresahan masyarakat terhadap isu-isu nasional yang dinilai semakin mendesak. Namun dibalik demo ini mahasiswa tekankan 1 hal penting, yaitu Intelektual saat demonstrasi.

Mahasiswa Tegaskan Peran Intelektual di Tengah Suasana Genting Nasional

Aksi ini bukan sekadar luapan emosi, melainkan bentuk nyata mahasiswa sebagai agen perubahan. “Di balik keringat, teriakan, dan kepadatan massa, tersimpan pesan penting. Mahasiswa ingin menunjukkan bahwa mereka tetap intelektual, beretika, dan bertanggung jawab, bahkan dalam situasi genting,” ujar Indra Lukmana Putra, akademisi Polinema.

Baca Juga : Mahasiswa Desak Pengesahan! Ini Poin Penting RUU Perampasan Aset

Dinamika Massa dan Suasana Tegang

Sejak pagi, ribuan mahasiswa berdatangan dengan atribut almamater berwarna-warni. Jalan menuju Senayan dipenuhi barisan massa yang membawa bendera organisasi maupun poster tuntutan. Polisi berjaga di depan pagar DPR dengan perlengkapan lengkap, menciptakan suasana tegang meski mahasiswa tetap mengedepankan orasi.

Isu-isu besar seperti kenaikan harga bahan pokok, pengangguran, korupsi, hingga kerusakan lingkungan menjadi sorotan utama. Massa tidak hanya berteriak, tetapi juga menyampaikan analisis berbasis data dan hasil kajian akademik. Bahkan, sejumlah kelompok mahasiswa menggelar teatrikal tentang kerusakan hutan dan simulasi sidang rakyat untuk mengedukasi masyarakat.

Intelektual dan Etika di Jalanan

Demonstrasi ini menegaskan bahwa mahasiswa tidak kehilangan identitas intelektual meski berada di jalanan. Selebaran berisi kajian akademis dibagikan kepada masyarakat, lengkap dengan data statistik, kritik kebijakan, hingga alternatif solusi. Poster-poster pun memuat kritik cerdas, bukan sekadar slogan emosional.

Etika dalam aksi juga dijaga. Massa berbaris rapi dengan arahan koordinator lapangan. Saat emosi memuncak, rekan mahasiswa lainnya segera mengingatkan agar tidak terpancing provokasi. Beberapa mahasiswa bahkan tampak menyalami aparat sebelum orasi dimulai, serta membagikan air mineral kepada polisi yang berjaga di bawah terik matahari.

Mandiri dan Adaptif

Solidaritas dan kemandirian mahasiswa terlihat jelas. Mereka menyiapkan logistik secara swadaya, termasuk posko kesehatan yang dijaga mahasiswa kedokteran dan relawan. Orasi disampaikan secara bergiliran, tanpa tokoh tunggal yang mendominasi.

Selain itu, mahasiswa juga adaptif di era digital. Jalannya aksi disiarkan langsung melalui media sosial dengan tagar yang cepat menjadi tren, sehingga pesan tidak hanya berhenti di depan DPR, tetapi juga menjangkau masyarakat luas.

Baca Juga :Mahasiswa dan Ojol Malang Gelar Aksi Solidaritas Affan

Resonansi Lebih Luas

Demonstrasi ini bukan sekadar peristiwa sesaat, melainkan resonansi bagi masyarakat dan pemerintah. Mahasiswa menunjukkan bahwa kritik dapat disampaikan secara konstruktif dengan solusi, perbedaan pendapat bisa berjalan tanpa kekerasan, serta tanggung jawab kolektif dapat diwujudkan dalam solidaritas.

Demo kali ini menjadi pengingat bahwa mahasiswa hadir bukan hanya sebagai massa, melainkan sebagai simbol generasi kritis, peduli, dan mandiri. Mereka tidak hanya menuntut perubahan, tetapi juga memberi contoh bagaimana perubahan bisa diperjuangkan dengan bermartabat.

Dengan intelektualitas, etika, dan rasa tanggung jawab, mahasiswa kembali menegaskan diri sebagai bagian penting dari solusi, bukan sekadar bagian dari masalah. (Ind/aye)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69