Makin Panas, Trump Patok Tarif Tambahan 100% ke China
Share

SUARAGONG.COM -Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengguncang hubungan dagang dengan China. Trump mengumumkan akan memberlakukan tarif tambahan sebesar 100% terhadap semua produk asal China. Serta pengendalian ekspor untuk perangkat lunak penting mulai 1 November 2025.
Trump Patok Tarif Tambahan 100% ke China, Ketegangan Perdagangan Makin Memanas
Langkah ini datang hanya beberapa jam setelah Trump mengancam akan membatalkan pertemuannya dengan Presiden China, Xi Jinping. Dalam unggahan di media sosialnya, Trump menuding Beijing bersikap “luar biasa agresif” dalam perdagangan global.
“China mengirim surat bermusuhan kepada dunia dan berencana membatasi hampir semua produk yang mereka buat mulai 1 November,” tulis Trump.
Jika kebijakan itu benar diterapkan, tarif impor terhadap banyak produk asal China akan melonjak menjadi 130%, sedikit di bawah level tertinggi 145% yang pernah berlaku di awal tahun.
Baca Juga : Polisi Tangkap Penembak Charlie Kirk, Aktivis Sekutu Donald Trump
Pasar Panik, Bursa Merah
Reaksi pasar langsung negatif. Indeks S&P 500 anjlok 2,7%, Nasdaq 100 merosot 3,5%, dan harga berjangka kedelai di Chicago turun 1,9%. Para investor khawatir perang dagang dua ekonomi terbesar dunia itu bisa kembali mengguncang rantai pasok global.
Trump menyebut kebijakan ini masih bisa dibatalkan bila China menarik ancamannya untuk membatasi ekspor logam tanah jarang — material penting bagi industri teknologi dan pertahanan AS.
“Itulah alasan saya menetapkannya pada 1 November. Kita lihat nanti apa yang terjadi,” kata Trump.
China Balas Tindakan AS
Tak tinggal diam, Beijing juga menyiapkan langkah balasan. Pemerintah China memperketat pembatasan ekspor mineral tanah jarang, memulai investigasi antimonopoli terhadap Qualcomm Inc., dan memberlakukan biaya tambahan untuk kapal AS di pelabuhan mereka.
Kementerian Perdagangan China bahkan mengumumkan bahwa eksportir yang menggunakan material tanah jarang wajib mengajukan izin ekspor baru dengan alasan keamanan nasional.
Pertaruhan Jelang Pertemuan Trump–Xi
Pertemuan antara kedua pemimpin masih dijadwalkan akhir bulan ini, namun situasinya kian tidak pasti. Banyak analis menilai ancaman tarif Trump bisa jadi strategi tawar-menawar menjelang negosiasi.
“Pola saling balas ini menunjukkan betapa rapuhnya hubungan bilateral,” ujar Wendy Cutler, mantan negosiator perdagangan AS. “Tidak ada jaminan bahwa nalar akan menang.”
Meski begitu, Trump tetap menunjukkan keyakinan. Ia menyebut dirinya “terbukti benar” karena sejak awal menilai China hanya menunggu waktu untuk melakukan langkah agresif.
Selain mengancam stabilitas ekonomi global, kebijakan baru ini juga berpotensi memukul sektor pertanian AS, terutama petani kedelai. Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer mengatakan pihaknya sedang mencari solusi alternatif dengan negara lain seperti Vietnam dan Kamboja untuk menyerap kelebihan produksi kedelai.
Sementara itu, langkah pembatasan ekspor perangkat lunak penting oleh AS bisa memperluas dampak ke sektor teknologi global, meski hingga kini belum jelas produk apa saja yang akan terkena aturan tersebut.
Kebijakan terbaru ini menandai perubahan sikap tajam Trump dibanding sehari sebelumnya, ketika ia masih menyebut Xi Jinping sebagai “pemimpin besar dengan banyak hal penting untuk dibahas.” Kini, suasana optimisme itu seketika lenyap, digantikan tensi tinggi di meja perundingan dagang dunia. (Aye/sg)