SUARAGONG.COM – Hujan yang turun sebentar di Malang baru-baru ini membawa dampak besar bagi masyarakat. Beberapa daerah strategis, termasuk Jalan Sukarno-Hatta, SawoJajar, dan bahkan Balai Kota, tergenang air. Permasalahan ini mencuatkan kembali isu drainase yang buntu, yang seharusnya sudah mendapatkan perhatian lebih dari pihak berwenang.
Hujan dengan intensitas rendah pun ternyata cukup untuk mengakibatkan genangan di jalan-jalan utama. Salah satu pengendara, Rudi, mengeluhkan, “Setiap kali hujan, jalan-jalan ini pasti tergenang. Ini sudah jadi rutinitas yang mengganggu.”
Akses Utama Tergenang
Daerah seperti Sawo Jajar dan Jalan Sukarno-Hatta menjadi titik rawan yang sering kali tidak bisa dihindari. Masyarakat setempat mengamati bahwa genangan air biasanya terjadi setelah hujan ringan, yang seharusnya tidak menimbulkan masalah. “Kami bertanya-tanya, mengapa ini bisa terjadi setiap tahun?” ujar seorang warga setempat.
Ternyata, permasalahan utama terletak pada drainase yang tidak berfungsi dengan baik. Menurut beberapa laporan, saluran drainase di kawasan tersebut sudah mengalami banyak penyumbatan akibat sedimentasi dan sampah. Ironisnya, pihak pemerintah berencana untuk membangun saluran baru, namun belum ada kejelasan tentang pemeliharaan saluran yang sudah ada.
Pembangunan Saluran Baru
Keputusan untuk membangun saluran baru menimbulkan pertanyaan di kalangan warga. “Bagaimana dengan saluran yang ada sekarang? Apakah sudah pernah dilakukan perawatan?” tanya Budi, seorang aktivis lingkungan. Memang, selama bertahun-tahun, warga merasa bahwa perawatan drainase sering diabaikan.
Dalam beberapa tahun terakhir, sudah ada beberapa kali pengerukan sedimentasi yang dilakukan, tetapi hasilnya tidak terlihat signifikan. Beberapa warga mengatakan, pengerukan yang dilakukan hanya menambah lapisan di dasar drainase, tanpa mengatasi masalah inti.
Permasalahan Trotoar dan Aksesibilitas
Tidak hanya drainase, permasalahan lain yang mengemuka adalah tingginya jalan yang baru diaspal, membuat trotoar menjadi lebih rendah. Hal ini sangat berbahaya bagi pejalan kaki dan pengguna jalan lainnya. “Kami harus ekstra hati-hati saat melintas, terutama saat hujan. Trotoar jadi sulit diakses dan sering tergenang,” ungkap Rina, seorang ibu rumah tangga.-
Lebih lanjut, masyarakat juga mengeluhkan bahwa sudetan ke drainase tidak ada atau bahkan tersumbat, sehingga saat hujan, air tidak bisa mengalir dengan baik. Ini menimbulkan genangan yang semakin parah. “Ini jelas masalah perencanaan tata ruang yang buruk. Seharusnya, setiap pembangunan harus mempertimbangkan kondisi lingkungan dan drainase,” tambah Rina.
Baca juga : Hujan Sebentar Ternyata Sungai Paron Meluap, Kenapa?
Tata Ruang yang Buruk
Salah satu penyebab genangan air di Malang adalah tata ruang kota yang tidak terencana dengan baik. Pengembangan infrastruktur sering kali tidak memperhitungkan kapasitas drainase yang ada. Hal ini menciptakan kondisi di mana permukiman baru dan pusat perbelanjaan muncul tanpa adanya sistem drainase yang memadai.
Beberapa ahli lingkungan menyarankan agar pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem drainase yang ada sebelum melakukan pembangunan baru. “Kita harus memastikan bahwa setiap proyek pembangunan tidak hanya fokus pada keuntungan ekonomi, tetapi juga mempertimbangkan dampak lingkungan dan keselamatan masyarakat,” ujar seorang ahli tata ruang.
Upaya Perbaikan yang Harus Segera Dilakukan
Untuk mengatasi permasalahan ini, langkah-langkah konkret perlu diambil. Pertama, pihak pemerintah harus melakukan pemeliharaan rutin terhadap saluran drainase yang ada. Hal ini termasuk pengerukan sedimentasi secara berkala dan membersihkan sampah yang menyumbat aliran air.
Kedua, penting bagi pemerintah untuk melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan pemeliharaan infrastruktur. Dengan melibatkan warga, pemerintah dapat lebih memahami kebutuhan dan kondisi di lapangan.
Terakhir, harus ada evaluasi berkala terhadap tata ruang kota agar pembangunan infrastruktur dapat berjalan seimbang dengan pelestarian lingkungan. “Hujan sebentar saja sudah membuat kami tergenang. Jika tidak segera ditangani, kami khawatir masalah ini akan semakin parah,” tutup Budi.
Dalam situasi ini, masyarakat berharap agar pihak berwenang tidak hanya berjanji, tetapi juga bertindak nyata untuk mengatasi permasalahan yang sudah terlalu lama dibiarkan. Malang pantas mendapatkan lingkungan yang bersih dan aman bagi semua warga Malang Raya. (Ind)