Type to search

Gaya Hidup

Gaes !!! Memahami Digital Minimalism

Share
Digital minimalism adalah pendekatan hidup yang menekankan penggunaan teknologi dengan cara yang lebih bijaksana dan terfokus.

SUARAGONG.COM – Dalam dunia yang dikelilingi oleh teknologi, terkadang kita bisa merasa terjebak dalam kebisingan digital. Saya ingat saat pertama kali merasakan efek dari terlalu banyak perangkat dan aplikasi yang berdesakan di sekitar saya. Dari notifikasi yang terus-menerus muncul hingga waktu yang tak terduga dihabiskan untuk scrolling media sosial, semuanya terasa sangat melelahkan. Di situlah konsep digital minimalism mulai menarik perhatian saya.

Apa Itu Digital Minimalism?

Digital minimalism adalah pendekatan hidup yang menekankan penggunaan teknologi dengan cara yang lebih bijaksana dan terfokus. Alih-alih membiarkan teknologi mengendalikan kita, kita memilih alat dan aplikasi yang benar-benar mendukung tujuan hidup kita. Saya seringkali merenungkan, “Apakah saya menggunakan smartphone saya, atau apakah smartphone saya yang menggunakan saya?” Pertanyaan itu mendorong saya untuk mengurangi ketergantungan pada gadget dan menemukan cara baru untuk menikmati hidup tanpa terganggu oleh layar.

Langkah pertama yang saya ambil adalah menyusun prioritas. Saya mulai dengan membuat daftar aplikasi dan perangkat yang saya gunakan sehari-hari. Dalam daftar tersebut, saya memberi peringkat mana yang paling penting bagi saya. Misalnya, aplikasi untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman jelas lebih penting daripada permainan yang hanya menghabiskan waktu. Dengan cara ini, saya bisa melihat mana yang benar-benar berharga dan mana yang hanya mengalihkan perhatian.

Setelah menyusun prioritas, saya menyadari bahwa salah satu penyebab utama dari rasa tertekan adalah notifikasi. Dari pesan instan hingga pembaruan media sosial, semuanya bisa terasa sangat mendesak. Saya kemudian mulai mematikan notifikasi untuk aplikasi yang tidak penting. Rasanya seperti menemukan kembali kedamaian. Kini, saya hanya menerima notifikasi dari aplikasi yang benar-benar saya anggap penting, dan itu mengubah cara saya berinteraksi dengan teknologi.

Menciptakan Ruang Tanpa Gadget

Salah satu keputusan terbaik yang saya buat adalah menciptakan “ruang tanpa gadget” di rumah. Setiap malam, saya menempatkan smartphone saya di ruangan lain dan menggantinya dengan buku atau jurnal. Hal ini tidak hanya membantu saya tidur lebih nyenyak, tetapi juga memberi saya waktu untuk merenung dan mengembangkan kreativitas. Saya menemukan bahwa saat kita memberi diri kita waktu tanpa gangguan, ide-ide baru bisa muncul dengan sendirinya.

Dengan menerapkan digital minimalism, saya mulai merasakan keterhubungan yang lebih bermakna dengan orang-orang di sekitar saya. Alih-alih menghabiskan waktu dengan scrolling di media sosial, saya lebih sering menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman. Kami mulai menjadwalkan waktu untuk berkumpul tanpa gangguan dari ponsel, dan pengalaman tersebut membawa kedekatan yang lebih dalam dalam hubungan kami.

Tentu saja, perjalanan menuju digital minimalism tidak selalu mulus. Ada kalanya saya tergoda untuk kembali ke kebiasaan lama, terutama ketika tekanan sosial mengintimidasi. Namun, setiap kali saya mengalami momen seperti itu, saya ingat alasan mengapa saya memilih jalur ini. Saya berusaha untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri ketika melakukan kesalahan. Sebaliknya, saya mengambil setiap momen sebagai pelajaran untuk berkembang lebih baik.

Baca juga : Cottagecore, Tren Fashion Perdesaan

Keseimbangan di Era Digital

Mengadopsi digital minimalism telah menjadi perjalanan yang bermanfaat bagi saya. Dengan menyadari bagaimana dan mengapa saya menggunakan teknologi, saya berhasil menciptakan keseimbangan yang lebih sehat dalam hidup saya. Digital minimalism bukan hanya tentang mengurangi penggunaan teknologi, tetapi juga tentang menemukan cara untuk hidup lebih terfokus dan bermakna. Jika Anda merasa terjebak dalam kebisingan digital, cobalah langkah-langkah kecil ini. Siapa tahu, Anda mungkin menemukan kembali kebahagiaan yang hilang dalam kesederhanaan. (acs)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *