Type to search

Gaya Hidup

Gaes !!! Memahami “Quiet Luxury” dalam Gaya Hidup

Share
Belakangan ini, tren “quiet luxury” atau kemewahan sederhana semakin menarik perhatian. Jujur, awalnya saya agak skeptis.

SUARAGONG.COM Belakangan ini, tren “quiet luxury” atau kemewahan sederhana semakin menarik perhatian. Jujur, awalnya saya agak skeptis. Kemewahan kan biasanya tentang hal-hal yang terlihat, ya? Tapi begitu saya mulai memahami konsep ini, saya sadar ada makna yang lebih dalam dari sekadar label mahal atau logo besar. Quiet luxury adalah tentang kualitas dan keanggunan yang tidak perlu diumbar.

Bayangkan membeli sebuah sweater wol yang terasa nyaman di kulit, tapi tanpa label besar. Anda tahu bahan, tekstur, dan jahitannya berkualitas tinggi, dan itu saja cukup. Banyak dari kita mungkin terjebak dalam tren konsumsi cepat, di mana barang dibeli karena mereka trendi, bukan karena akan bertahan lama. Tapi quiet luxury menantang itu. Ini seperti seni menemukan kepuasan di balik hal-hal yang tahan lama, bukannya mencari perhatian. Saya pribadi pernah mengalami, beli tas dengan harga lumayan hanya untuk mengoleksi. Ternyata, dalam beberapa bulan, tas itu sudah tak terlihat baru lagi. Berbeda ketika saya berinvestasi pada tas kulit sederhana tanpa merek mencolok, tas itu masih awet dan tetap cantik hingga sekarang. Pengalaman itu menjadi pelajaran: kadang, lebih sedikit itu lebih baik.

Baca juga : Krisis Femisida, Dimana Tempat Aman bagi Perempuan?

Ada momen ketika saya benar-benar merasakan “kemewahan” dari barang-barang kecil yang tidak mencolok ini. Saat pertama kali membeli sepatu kulit dengan desain klasik—tanpa logo besar, tanpa warna mencolok—saya merasa seperti menemukan investasi sejati. Kenapa? Karena selain nyaman dan terlihat elegan, sepatu itu tetap awet bertahun-tahun. Sekarang saya melihat pentingnya memilih sesuatu bukan hanya karena trend atau rekomendasi influencer, tapi karena barang itu memiliki nilai intrinsik.

Mungkin sebagian dari kita berpikir bahwa quiet luxury ini mahal—dan ya, kadang memang begitu. Namun, yang perlu diingat, konsep ini mengajarkan kita untuk tidak sembarangan membeli barang. Lebih baik punya beberapa barang berkualitas yang bisa dipakai dalam jangka panjang, daripada belanja barang yang mungkin hanya tahan sebentar. Salah satu tips dari pengalaman pribadi, jika kita ingin memulai quiet luxury, mulailah dengan barang-barang kecil seperti aksesori. Saya pertama kali mencoba dengan membeli scarf kasmir. Meskipun harganya agak tinggi, rasanya scarf itu menambahkan sentuhan elegan pada penampilan saya sehari-hari, tanpa perlu terlihat berlebihan.

Quiet luxury juga mengubah cara pandang kita terhadap “status” sosial. Biasanya, banyak orang ingin menunjukkan status mereka lewat logo-logo besar, tapi dengan quiet luxury, status itu terlihat dari kepercayaan diri yang muncul dari pilihan bijak. Contohnya, memilih blazer berkualitas yang pas, yang mungkin tidak bermerek terkenal tapi memberikan tampilan elegan. Rasanya, semakin kita dewasa, semakin kita menginginkan hal-hal yang mendalam dan meaningful, daripada yang sekadar populer.

Penting juga untuk menyebutkan bahwa quiet luxury ini bukan hanya soal pakaian. Gaya hidup ini juga bisa diterapkan pada barang-barang rumah, seperti furnitur kayu solid atau alat makan porselen klasik. Saya sendiri mulai mengaplikasikan ini di rumah—mengganti piring-piring plastik yang dulu sering berganti, dengan koleksi piring keramik yang simpel tapi berkelas. Rasanya senang sekali ketika menyajikan makanan di atas piring yang terasa lebih “mahal” dalam hal kualitas, meskipun tanpa logo.

Baca juga : Kenapa Orang Memilih Slow Living?

Selain itu, quiet luxury membawa kita pada penghargaan terhadap craftsmanship, atau keterampilan tangan. Misalnya, saya sering melihat perhiasan atau barang buatan tangan dari pengrajin lokal. Desainnya unik dan dibuat dengan penuh perhatian, bukan hasil produksi massal. Pengalaman ini memberi perspektif baru dalam menghargai benda-benda yang memiliki cerita dan proses di balik pembuatannya.

Jadi, buat Anda yang mungkin ingin mulai mencoba quiet luxury, mulailah dengan hal kecil. Investasikan pada barang-barang yang benar-benar bernilai bagi Anda, yang terasa “lambat” tapi bermakna. Dan ingat, kemewahan sejati itu sebenarnya lebih tentang rasa puas dari apa yang kita miliki, bukan dari apa yang kita pamerkan. Quiet luxury mengajarkan kita untuk lebih bijak dalam memilih, menghargai nilai lebih dalam sebuah barang, dan berfokus pada kualitas. Tidak ada yang salah dengan menikmati sesuatu yang berkelas tanpa perlu menunjukkannya, bukan? (acs)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com